Lima Puluh Sembilan

63 4 0
                                    

Keesokan harinya....

Ini adalah hari dimana Sinar akan datang kembali ke Adam. Suka tidak suka, Sinar harus melakukan ini.

Setidaknya, ini demi Dani. Dani sudah banyak mengorbankan segalanya untuk kebahagiaannya.

"Tolong, kembalilah merasakan perasaan yang sama seperti dulu. Seperti kita belum pernah saling mengenal."  Ildanif Sumarta

Perkataan itu terus menerus terputar di pikiran Sinar. Apakah ia siap untuk menghadapi ini semua? Apakah hati nya akan siap untuk menerima Adam kembali? Apakah ego nya akan mengalah untuk kali? Apakah dia akan memaafkan segala perbuatan Adam selama ini?

"Lu harus siap Nar. Hanya beberapa kali lu akan bertemu Adam." batin Sinar

Bel pulang sekolah berbunyi...

Manusia tengil

Gw udh di dpn
Lu dmn?

Otw

👍
(Read)

Sinar menggendong tasnya dan pergi ke luar untuk menemui Dani. Banyak yang ia pikirkan saat ini, entahlah, semoga saja ini semua akan baik-baik saja.

Akhirnya, Sinar tengah menemukan Dani yang sedang membeli cilok di depan sekolah.

Entah mengapa, bibir nya membentuk gambaran bulan sabit. Dani terlihat sangat ramah dengan penjual cilok itu.

Sinar pun menghampiri Dani. Dan dia menepuk pundak Dani. Yang ditepuk pun hanya merespon dengan senyuman.

"Mau gak?" tawar Dani

"Boleh." ucap Sinar

"Pak, satu lagi ya. Jangan pedes-pedes, nanti mukanya merah, terus keluar asep di telinganya." ucap Dani

"Apa sih Dani?! Gak gitu juga kali." ucap Sinar

"Daripada muka lu kayak rentenir lagi nagih utang." ucap Dani

"Garing Dani." ucap Sinar

"Gua gak digoreng Nar. Mana ada garing?" ucap Dani

"Terserah seorang Ildanif Sumarta." ucap Sinar

"Kurang Samudera nya." ucap Dani

"Bodo ah!" ucap Sinar

"Manggil nama tuh jangan setengah-setengah." ucap Dani

"Suka-suka gua lah!" ucap Sinar

"Yaudah, kalau gitu, gua manggil lu Medusa!" ucap Dani

"Dih, apaan?!" ucap Sinar

"Lu manggil gua suka-suka hati lu. Ya gua juga sama lah. Harus adil. Demi kesejahteraan bersama." ucap Dani

"Den Dani, ini cilok nya." ucap tukang cilok

"Oh, iya, ini uangnya." ucap Dani

"Bapak kenal sama dia?" ucap Sinar

"Iya neng. Kan kenalan." ucap tukang cilok

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang