Deandra benar-benar bingung, harus kembali menjenguk Adam atau tidak. Kalau tidak menjenguk, ia selalu dihantui perasaan khawatir, kalau menjenguk, ia takut keadaan semakin memburuk.
Tapi perasaan saat ini tidak tenang. Seperti ada sesuatu yang terjadi disana, tapi apa?
Sepertinya ia harus ke rumah sakit sekarang. Hatinya harus dipuaskan, daripada tidak tenang seperti ini.
Dia pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya, setelah itu ia berganti baju.
Dia pergi ke bawah dan meminta tolong salah satu supir pribadinya untuk menuju ke rumah sakit.
"Pak, rumah sakit Adi Sucipto ya." ucap Deandra
Supir itu hanya memberikan respon anggukan. Selama perjalanan pun Deandra tidak tenang. Ada apa ini?
Rumah sakit Adi Sucipto
Kamar 512Suasana ruangan ini masih saja ramai. Tidak ada pengurangan satu orang pun, malahan semakin menambah.
Adela yang baru datang langsung memeluk kakaknya dan meminta maaf atas segala perbuatannya.
"Kak, maafin gua. Karena gua, lu jadi gini." ucap Adela
"Bukan salah lu. Udah ya, jangan pergi diem-diem lagi." ucap Adam
"Iya, gua gak akan pergi diem-diem lagi." ucap Adela
"Oh iya, Zian, lu gak kenapa-napa pas ke Bandung?" ucap Adam
"Kalau gua kenapa-kenapa, gua gak mungkin berdiri disini." ucap Zian
"Polisi?" ucap Adam
"Aman." ucap Zian
"Terus ketemu siapa aja?" ucap Adam
"Kakek nenek." ucap Zian
"Oh." ucap Adam
"Lu tau gak sih kak, Zian sama opah langsung akrab banget." ucap Adela
"Kok bisa?" ucap Adam
"Atuh ngobrol nya sama-sama nyambung. Sama-sama pecinta burung. Kesel gak sih?" ucap Adela
"Ya gak papa dong bagus. Jadi kan gak garing banget suasananya." ucap Adam
"Ck! Omah sampe bilang ke gua, udah klop banget opah sama Zian, gak akan bisa lepas kayaknya." ucap Adela
"Ya gak papa, daripada suasananya canggung, kan gak enak banget." ucap Adam
"Iya Del, itupun yang mulai duluan omah, eh tiba-tiba keterusan, yaudah gua ladenin aja. Secara, calon cucu ini kan?" ucap Zian
"Heh! Calon cucu, calon cucu! Masih lama! Tunggu Adela S1 dulu." ucap Adam
"Tau nih!" ucap Adela
"Bercanda bang, gua juga mau sukses dulu baru nikah." ucap Zian
"Del, yakin mau putusin orang yang udah serius begini?" ucap Dhiba
"Kalau dia buat kesalahan fatal, kenapa engga?" ucap Adela
"Kata gua sih engga. Gua ngeliat, Zian itu serius. Gua juga tidak mencium aroma-aroma perselingkuhan atau apalah itu." ucap Surya
"Dasar, Surya Kiyoshi!" ucap Bela
"Yeh, Bel, titisan dewa Zeus nih." ucap Bayu
"Tau, jangan macem-macem lu." ucap Gilang
"Titisan yang terbuang maksud lu?" ucap Bela
"Udah-udah, kalian kok malah berantem." ucap Rista
"Tau dih. Lu juga Sur, dari tadi sikap lu aneh-aneh aja. Emak lu ngidam apa sih?" ucap Rizky