Jumat
Satu hari lagi, hari dimana Adam memutuskan, untuk kembali ke masa lalu, atau meninggalkan masa lalu.
Langit tengah menangis saat ini. Seakan-akan, langit merasakan apa yang Adam rasakan.
Pukul 24.00. Adam belum memasuki alam mimpinya. Berbagai macam pertanyaan terus muncul di pikiran Adam. Besok bukanlah waktu yang sebentar.
Hubungannya dengan Sinar saat ini bisa dibilang cukup renggang. Sejak saat Sinar mengeluarkan pernyataan.
"Dan aku juga gak berharap kamu jagain aku selamanya. Terlalu sakit kalau aku terus berharap yang gak pasti sama kamu."
Dia menyayangi Sinar. Tapi, jika ia mementingkan ego nya, sama saja membawa Sinar menuju ke dalam bahaya.
Terlalu lelah memikirkan semuanya, ia memutuskan untuk berpindah alam. Berharap, alam itu lebih tenang dari yang sekarang.
07.00
Lomba kembali dilaksanakan. Kali ini adalah pertandingan untuk menentukan siapa yang masuk ke babak final.
"Dam. Prediksi gua, kita bakal ketemu anak 20 difinal." ucap Bram
"Amin. Setidaknya, kita bisa masuk final Bram." ucap Adam
"Dam, gua mau nanya sama lu." ucap Bram
"Apa?" ucap Bram
"Lu milih buka lembaran baru sama masa lalu, atau orang yang baru?" ucap Bram
Lagi dan lagi, Adam mendapatkan pertanyaan seperti ini. Dia benci ini.
"Kenapa nanya gitu." ucap Adam
"Orang baru itu berkaitan sama gua. Gua akan berusaha buat dia bahagia, walaupun, hubungan gua gak terikat resmi sama dia." ucap Bram
"Gua sayang sama dia Bram. Tapi.." ucap Adam
"Kalau udah sayang, gak ada kata tapi lagi. Buat dia bahagia selalu Dam." ucap Bram
"Kalau gua gak bisa, lu mau gantiin?" ucap Adam
"Gak tau. Gua gak bisa janji tentang hal itu." ucap Bram
"Kalau lu tanya perasaan gua sekarang kayak gimana? Kita sama. Perasaan lu sekarang, sama kayak perasaan gua." ucap Adam
Adam meninggalkan Bram sendiri. Bram mematung di tempat. Dia tersenyum miris, mungkin, memang saatnya dia memberikan seluruh hatinya untuk pelaku yang baru.
"Semoga bahagia." batin Bram
13.15
Tidak mencampurkan urusan pribadi dengan tim merupakan hal yang sulit bagi Adam untuk saat ini.
Beberapa kali dia ditegur oleh teman-temannya karena beberapa kesalahan yang tidak biasa diperbuat oleh Adam.
Pikiran Adam benar-benar terbagi dua. Satu untuk pertandingan, satu lagi tentang hubungan.
"Lu kenapa Dam?! Fokus! Gak biasanya lu begini." ucap Rizky
"Maaf." ucap Adam
"Untung gak fatal banget." ucap Rizky
"Jangan diulangi lagi ya Dam." ucap pelatih
"Iya coach." ucap Adam
Adam dan tim nya kembali bermain. Kali ini, Adam bermain lebih baik dari sebelumnya, walau, ada beberapa yang masih Adam lakukan.
"Dam, inget Final!" ucap Rizky yang berteriak di tengah-tengah pertandingan
Mendengar kata Final, Adam mencengkeram bola yang ada digenggamannya.