Tok tok tok...
"Dek, keluar dong! Gua tau lu gak tidur. Lu udah ninggalin sarapan!"
Itu suara kak Gerald. Kak Ge masih terus berusaha membujuk sinar untuk keluar dari kamarnya.
Yang jelas, dari kemarin, Sinar sudah mengurung dirinya di kamar. Untuk alasannya, Gerald tidak tau apa yang telah terjadi.
"Dek, sumpah, gua dobrak nih!" ucap Gerald
Cklekk..
Sinar hanya menatap kakaknya dengan datar. Setelah itu, ia masuk kembali disusul oleh Gerald.
Pintu pun sudah dikunci oleh Gerald, mengantisipasi kedua orangtuanya tau akan hal ini.
"Cerita dong. Disini masih ada manusia." ucap Gerald
Sinar enggan menjawab pertanyaan kakaknya itu. Yang ia lakukan saat ini hanyalah menenggelamkan wajahnya di boneka Teddy bear raksasa nya.
Gerald mendekat ke arah Sinar, ia menempati posisi di sebelah Sinar. Perlahan-lahan tangannya mulai mengusap ubun-ubun Sinar.
"Dek, gua gak bisa ngeliat lu begini." ucap Gerald
Sinar beralih memeluk Gerald, sangat erat, seakan-akan, ia membutuhkan semangat hidup saat ini juga.
"Nar." ucap Gerald
"Gua nyerah kak." ucap Sinar
"Maksudnya?" ucap Gerald
"Gua mundur." ucap Sinar
Gerald berusaha mencerna ucapan adiknya ini. Apa maksudnya? Menyerah, mundur?
"Yang jelas." ucap Gerald
Sinar melepas pelukannya. Dia menghapus sisa air matanya.
"Gua mau ke London!" ucap Sinar
Gerald mengangkat alis kanannya. Terlihat sekali Gerald tengah bingung saat ini.
"Apa sih dek?" ucap Gerald
"Kak, please, gua mau ke London." ucap Sinar
"Tunggu-tunggu, alasannya apa?" ucap Gerald
"Masih sama seperti kemarin." ucap Sinar
Akhirnya, Gerald mengerti jalan ceritanya. Pasti, karena Adam. Ia berusaha untuk menampilkan wajah tenang saat ini, padahal mah, hatinya sudah marah-marah.
"Setidaknya inget Dani Nar." ucap Gerlad
"Kak, gua butuh tempat baru!" ucap Sinar
"Gua gak mau lu ke London Nar!" ucap Gerald
"Kenapa?! Gua di tempat opah sama omah, gua aman." ucap Sinar
"Gua gak bisa ngebiarin lu ketemu dengan laki-laki bajingan itu." ucap Gerlad
"Terus? Bedanya sama Indonesia apa? Indonesia pun, ada laki-laki bajingan kak!" ucap Sinar
Gerald benar-benar pusing saat ini. Kalau dirinya masih bisa menemani Sinar ke London sih tak apa.
"Gua gak bisa nemenin lu Nar." ucap Gerlad
"Kak, gua udah 17 tahun. Please lah!" ucap Sinar
"Setidaknya tunggu tugas kuliah gua gak sepadet sekarang." ucap Gerlad
"Sampe kapan? Sampe lu wisuda?!" ucap Sinar
"Ananda Sinar Chandrawinata!" ucap Gerlad
"Kak Ge! Tolong, lu mau gua gini terus?" ucap Sinar