Kabar berakhirnya Zaki dengan Zahra sudah tersebar di kalangan teman-temannya.
Banyak yang menyayangkan berakhirnya hubungan mereka. Namun, pasti ada juga yang senang. Tau lah kalian, itu kaum-kaum seperti apa.
Zaki sendiri masih tidak menerima semuanya. Zaki juga sadar akan kesalahannya, seharusnya, dia tidak terlalu larut dalam pesona Sania.
Zaki masih bungkam apabila ditanya perihal penyebab mereka putus. Namun yang pastinya, Zaki mempunyai jawaban, yaitu kesalah pahaman.
Ingin kembali lagi seperti semula? Zaki sangat menginginkan itu, namun bagaimana dengan Zahra?
Zahra pun juga menyayangi hubungan mereka sudah berakhir. Namun mau bagaimana lagi? Mana ada perempuan yang kuat untuk diselingkuhi?
Perasaan kecewa terhadap Zaki tentu saja masih ada. Bahkan, semua itu tersimpan di dalam hati dan juga memorinya.
Satu minggu lamanya, Zahra bersikap dingin terhadap Zaki semenjak kejadian di Plaza Indonesia. Hanya ke Zaki saja, ke teman-temannya Zahra masih bersikap seperti biasa.
"Zah, putusnya lu sama Zaki itu viral tau." ucap Diva
"Iya, emang putusnya dari kapan sih? Kok lu gak cerita-cerita ke kita?" ucap Dhiba
"Udah seminggu yang lalu. Ngapain putus cerita-cerita ke orang?" ucap Zahra
"Setidaknya lu gak mendem sendiri. Kita tau perasaan lu kayak apa Zah." ucap Rista
"Makasih perhatiannya, tapi kalian berterimakasih lah kepada anaknya bapak Chandra. Karena, dia yang tau semuanya, dari sebelum gua putus, sama proses gua putus. Dia selalu dampingin gua." ucap Zahra
"Jadi, Sinar doang yang tau masalah ini?" ucap April
"Iya, dia yang nemenin gue. Sampe kejadian gua putus pun ada dia." ucap Zahra
"Bisa gak, gak usah bawa-bawa bapak gua dalam obrolan kalian? Suka kalian sama bapak gue?" ucap Sinar yang baru saja datang
"Lah, lu denger?" ucap Dhiba
"Kuping gue masih bener. Jadi sampe radius beberapa kilometer juga kedengaran. Apalagi kalau ngomongin bapak gue." ucap Sinar
"Nar, makasih ya, selama ini lu selalu temenin gua." ucap Zahra
"Lebay lu kayak sinetron." ucap Sinar
"Serius atuh." ucap Zahra
"Iya gak papa, santai aja." ucap Sinar
"Asek, akhirnya, yang perempuan sudah booking duluan." ucap Bayu
"Yaallah, lu pada dateng gak bisa damai apa ya?" ucap Diva
"Tau, kek penjajah datang ke Indonesia." ucap Dhiba
"Heleh! Tau apa lo soal sejarah Indonesia?" ucap Aldi
"PR sejarah aja masih nyontek ke gua." ucap Devan
"Setidaknya ulangan gua bagus ya." ucap Dhiba
"Iyalah bagus, orang dibantu sama embah online." ucap Taryo
"Najis, sejarah aja Google! Payah lu!" ucap Bram
"Gua tau lu pinter sejarah Bram. Gak usah sombong." ucap Dhiba
"Gua gak pinter sejarah. Tapi, karena gua cinta sejarah, jadi yasudah." ucap Bram
"Ih, gua malah gedek sama sejarah. Apalagi yang masalah zaman-zaman itu loh." ucap Nia
"Itu kan materi SMP Nia Daniaty. Sebenarnya kalau emang dari SD lu udah belajar sejarah, gampang. Karena gak ada yang diubah-ubah, namanya juga sejarah. Makanya itu gua cinta." ucap Bram