Empat Puluh Delapan

67 6 0
                                    

"Dan, lu udah nyusul rencana?" ucap Mamet

"Buat?" ucap Dani

"Lu lupa besok kita ngapain?" ucap Mamet

Dani mengingat-ingat, apa yang akan dia lakukan bersama teman-temannya.

"Gua lupa." ucap Dani

"Jadi lu belum nyiapin?!" ucap Wildan

"Gua aja gak tau besok ada apa tolol!" ucap Dani

"Lu lupa, anak Harapan Bangsa ngajak kita main?" ucap Wildan

Dani melihat tanggal di handphonenya. Astaga, dia lupa kalau ada jadwal bermain.

"Cewe mulu tuh cewe!" ucap Farel

"Gak ada hubungannya!" ucap Dani

"Oke-oke, daripada ribut masalah cewe. Ini mau gimana? Main secara terencana, apa brutal?" ucap Nanda

"Jangan brutal, gua gak mau kalian kenapa-kenapa." ucap Dani

"Elah Dan, kita udah biasa. Sampe kepala dijahit juga kita pernah." ucap Alex

"Udah gua bilang berapa kali, gua gak mau sampai kalian ada yang luka! Its oke lah luka-luka dikit, tapi gua gak mau kalian luka parah!" ucap Dani

"Dan..." ucap Farel

"Pikirin orang yang sayang sama kalian juga!" bentak Dani

Semua hanya diam mendengar bentakan Dani. Walaupun Dani jauh dari yang namanya attitude baik, tapi dia masih memiliki hati yang baik.

Dani masih memikirkan orang-orang yang sayang kepada dirinya. Walaupun, terkadang, cara Dani mengungkapnya salah.

"Terus mau gimana Dan?" ucap Farel

"Lu udah dapet info apa aja? Siapa aja yang mau diturunin?" ucap Dani

"Yang jelas si Haris. Ya, paling sama kaya waktu itu." ucap Dane

"Paling cuman nambah anggota doang Dan." ucap Wildan

"Tempat udah ditentuin kan?" ucap Dani

"Udah." ucap Mamet

"Pake cara gerilya. Seperti waktu kita lawan anak Kartesius." ucap Dani

"Lu yakin itu gak beresiko Dan?" ucap Alfan

"Engga, gua jamin itu." ucap Dani

"Mereka pasti udah tau cara gerilya lu. Walaupun gua gak pernah ikut tauran, tapi gua tau taktik lawan kaya gimana." ucap Alfan

"Gimana kalau membabi buta?" ucap Farel

"Hah? Engga! Enak aja! Masa gua jadi babi!" ucap Mamet

"Bukan begitu bego!" ucap Farel

"Jelasin." ucap Dani

Farel menjelaskan taktik membabi buta nya. Entah lah dia dapat ide darimana. Yang jelas, Farel memang tokcer untuk urusan seperti ini.

"Yaudah, sepakat?" ucap Dani

"Ngikut kata ketua aja." ucap Mamet

"Sebarin di grup, biar yang hari ini gak dateng bisa tau." ucap Dani

"Lu gak mau ikut Fan?" ucap Wildan

"Dari awal gua bergabung sama kalian, gua gak mau yang namanya ikut tauran-tauran begini." ucap Alfan

"Padahal seru Fan." ucap Dane

"Pemikiran Alfan sama kita beda. Jangan paksa dia. Selagi dia gak berkhianat, gua tidak mempermasalahkan hal itu." ucap Dani

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang