Setelah berkumpul bersama temannya, seorang Samudera Ildanif Sumarta mendatangi rumah salah satu orang kesayangannya, yaitu Deandra Agatha.
Beberapa hari ini, ia melihat Deandra, selalu bersedih. Ia melihat Deandra seperti tidak bersemangat sama sekali dalam hidupnya.
Dia pun menghampiri Deandra yang tengah terduduk di balkon rumahnya. Lagi dan lagi, hanya tatapan kosong yang dapat ia lihat dari bola mata Deandra. Dani pun merasa bersalah dengan semua keadaan yang terjadi saat ini.
Tapi mau bagaimana lagi? Dani hanya bisa berpikir kebahagiaan Deandra sangatlah penting saat itu.
Lagi pula, Dani juga tidak tega melihat bagaimana dua orang wanita yang hatinya begitu tulus, digantungkan perasaannya.
"De, mau sampai kapan kayak begini?" ucap Dani
"Sampai semua keadaan memihak kepada gue Dan." ucap Deandra
"Ini semua terjadi karena takdir Tuhan." ucap Dani
"Dan itu penyebabnya karena gua." ucap Deandra
"Sekali lagi gua bilang, ini takdir Tuhan. Siapa pun tidak bisa kita salahkan. Lagi pula, kita gak tau apa yang akan terjadi selanjutnya bukan?" ucap Dani
"Kalau gua gak masuk ke dalam kehidupan Adam, dia gak mungkin seperti sekarang." ucap Deandra
"Datang atau tidaknya lu di kehidupannya dia, kalau Tuhan sudah menghendaki semua ini terjadi, mau gimana? Kita gak tau Tuhan punya rencana apa." ucap Dani
"Tapi semua itu bisa dicegah Dani." ucap Deandra
"Stupid! Lu paham soal takdir gak sih?!" ucap Dani
"Dan, lu paham gak sih, gimana rasanya lu dibilang penyebab dari semua kejadian buruk ini?! Apalagi yang bilang itu salah satu dari keluarganya!" ucap Deandra
"Ayolah sayang! Mau sampai kapan dengerin omongan sampah kayak gitu?!" ucap Dani
"Omongan sampah kata lu?! Dani, gua bisa aja menganggap hal itu omongan sampah kalau itu gak bener. Tapi ini? Semua yang dibilang dia itu bener." ucap Deandra
"Lu yakin benar?! Lu emang tau, apa yang saat ini Tuhan sedang rencanakan? Apa lu tau besok akan ada kejadian apa? Jangan besok deh, apa lu tau kalau dalam beberapa menit kemudian lu masih bernafas atau engga?!" ucap Dani
"Tapi semua kejadian yang sudah terjadi itu nyata Dan!" ucap Deandra
"Lalu, apakah lu merencanakan semua kejadian ini? Engga kan? Stop menyalahkan diri sendiri De." ucap Dani
Deandra hanya terdiam. Dia tidak ingin membalas ucapan Dani. Percuma saja, Dani akan terus mempertahankan argumennya.
"Sekarang lu ke rumah sakit. Lihat Adam seperti apa sekarang." ucap Dani
"Kalau pun gua datang, Adam belum tentu sadar Dan." ucap Deandra
"Sadar atau tidaknya, setidaknya lu tau kondisi dia sekarang seperti apa." ucap Dani
"Kalau gua kesana, keadaan semakin memburuk Dani." ucap Deandra
"Darimana lu tau? Ngelakuin aja belum." ucap Dani
"Cukup Dani! Gua mohon, saat ini, tolong hargai pendapat gua. Tolong hargai pemikiran gua." ucap Deandra
"Lu nyiksa diri lu sendiri De." ucap Dani
"Pergi Dani!" ucap Deandra
"Gua gak tau apa yang ada di otak lu saat ini. Silahkan salahkan terus diri lu sendiri. Terserah lu mau sampai kapan!" ucap Dani