Dua Puluh Tujuh

91 8 34
                                    

Assalamualaikum!" ucap Adam yang memasuki ruang keluarga

"Waalaikumsalam!" ucap semua

Adam pun menuju ke arah sofa. Dan seperti biasa, tradisi cium tangan.

"Yaallah Adam! Kamu kenapa nak?" panik Alifia

Bagaimana tidak panik, anak tertua nya pulang dalam kondisi seperti kapal pecah.

"Adam gak papa kok mah." ucap Adam setenang mungkin

"Gak papa darimana?! Eta muka bonyok masih dibilang gak papa?!" ucap Alifia

"Mamah sayang, anakmu yang kasep ini nteu naon-naon." ucap Adam

"Ck, kamu ini! Astah, kamu ambil air sama kain. Adela, kamu ambil obat p3k yah!" perintah sang ratu

Adam pun bersandar di sofa sambil mengambil nafas panjang. Ia tidak terkejut kalau akan terjadi seperti ini, toh memang sudah ada di kepalanya.

"Kak, abis nguli yah? Muka udah kayak terong begitu." ucap Astah yang menaruh air dan kain di meja

"Ganteng begini dibilang kuli." ucap Adam

"Ck, ganteng darimana coba." ucap Adela yang datang dengan kotak p3k nya.

"Udah, cicing!" ucap Alifia

Alifia pun mengobati luka anak nya dengan penuh kasih sayang. Adam bersikap seperti biasa, seakan-akan tidak ada yang sakit, malahan kedua putrinya yang meringis melihat Alifia menyentuh luka di wajah Adam.

"Naon sih dek? Gua yang sakit kok lu yang ngeringis?" ucap Adam

"Gak sakit apa?" ucap Adela

"Biasa aja, gak ada rasa." ucap Adam

Alifia pun selesai mengobati anaknya. Ribuan pertanyaan sudah muncul di otaknya, dan sudah dipersiapkan untuk keluar dari mulutnya.

Adam tau, seakan-akan ia telah membaca apa saja yang berada di dalam pikiran sang mamah.

"Adam tadi nolongin orang, makanya kayak gini." ucap Adam

Memang sih kejadian tadi digunakan untuk menolong orang. Tapi kan? Ya gitu deh..

"Nolongin apa berantem?" selidik Alifia

"Nolongin mah, gak lucu kali Adam berantem kayak begini." ucap Adam

Padahal mah....

"Papah kamu pulang mamah harus jawab apa coba?" ucap Alifia

"Yah mamah tinggal bilang apa adanya aja, jangan ditutup-tutupin. Mah, Adam udah bilang berkali-kali sama mamah. Adam bisa jaga diri, kalau sekarang Adam gak bisa jaga diri, siapa yang bakal jagain kalian?" ucap Adam

"Mamah paham nak. Mamah gak mau lagi ngeliat kamu kayak gini yah?" ucap Alifia

"Adam gak janji, tapi Adam usahain." ucap Adam

"Yaudah, kamu istirahat deh. Astah, Adela, kamu juga yah." ucap Alifia

Ketiga anaknya memberikan tanda hormat dan pergi begitu saja. Alifia hanya menggelengkan kepalanya, bagaimana ketiga anak itu sifatnya benar-benar sama seperti Fahrezi.

Adam sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Ia duduk di kasur sambil memainkan hp. Untuk masalah ini, ia tidak ingin memberitahukan siapapun. Hanya Alfan, cukup 1 orang saja yang mengetahuinya.

Sayang

•p
•p
•p
•p
•dam, blm selesai urusannya?
•kok lama banget :'(
•aku sad nih :'( (16.00)

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang