Dani membawa Deandra ke markas yang waktu itu ia porak porandakan. Kenapa? Ini semua supaya Deandra tau, bukan hanya dia saja yang hancur, tapi dirinya juga.
Sesampainya di sebuah gedung tua, Dani membawa paksa Deandra untuk masuk ke dalam tanpa memperdulikan isakan Deandra.
Mereka sampai di depan pintu dan Dani langsung membukanya. Dani menyeret Deandra ke dalam, dan dia langsung menutup pintunya dengan keras.
Deandra langsung terdiam menatap sekeliling ruangan ini. Apa yang sudah terjadi?
"Sekarang lu paham?" ucap Dani
"Dani, ini...." ucap Deandra
"Ini ruangan pribadi gua Deandra. Liat kan, seperti ada bencana yang baru saja terjadi." ucap Dani
Dani berjalan menuju ke pilar yang sama seperti kemarin. Dia menutup matanya dan berusaha menenangkan emosinya.
Satu persatu puzzle yang berisikan kejadian pada saat itu mulai tersusun rapih.
Dani kembali mengingat, bagaimana ia melepaskan Sinar untuk saat ini. Dani ingat, bagaimana rasanya pelukan Sinar saat itu.
"Dani, tolong jelasin ke gua." ucap Deandra
"Yang hancur bukan hanya diri lu De. Tapi gua juga." ucap Dani
Deandra menghampiri Dani yang tengah bersandar pada salah satu pilar.
Dia bisa merasakan Dani tengah mengatur emosinya saat ini dibalik wajah tenangnya.
Dani membuka matanya, dan menatap tajam Deandra, sama seperti ia menatap Sinar saat itu.
"Gua juga cinta sama Sinar De. Gua juga gak terima semua ini terjadi. Tapi tolong, jangan egois, pikirin orang lain." ucap Dani
"Lu mungkin bisa Dan. Tapi gua engga." ucap Deandra
"Deandra Agatha, sampai saat ini pun perasaan gua masih sama. Tapi gua berusaha untuk mengikuti jalannya mau seperti apa. Memberontak itu gak enak De." ucap Dani
"Gua udah jatuh terlalu dalam." ucap Deandra
"Bangkit lagi. Gua aja bisa, kenapa engga? Lu tau sebelum gua sama Sinar itu seperti apa." ucap Dani
Deandra mengerti apa yang dimaksud oleh Dani. Hubungan Dani pun harus kandas di tengah jalan, karena seorang Adam.
Begitu pula saat ini, ia harus merelakan perasaannya, lagi dan lagi untuk seorang Adam.
"Apa yang bisa gua lakuin?" ucap Deandra
"Bangkit De. Andai kata gua gak bangkit, gak mungkin sekarang gua jatuh cinta sama Sinar." ucap Dani
"Kenapa lu jadi orang baik sekarang? Gua lebih suka Dani yang dulu." ucap Deandra
"Beberapa masalah yang gua hadapi membuat gua semakin dewasa. Ya, walaupun sampai saat ini gua masih melakukan cara yang sama." ucap Dani
"Kenapa lu gak kayak dulu?!" ucap Deandra
"Gua gak mau menjadi egois De. Gua gak mau membantah takdir Tuhan." ucap Dani
Deandra hanya bisa terdiam. Ya, ia akui perkataan Dani benar semua, tapi, mana bisa ia merelakan Adam begitu saja?
"De, tolong." ucap Dani dengan lembut
"Gua gak siap Dan." ucap Deandra
"Terima semuanya De. Ini yang terbaik. Anggap saja ini semua keajaiban dari Tuhan." ucap Dani
"Keajaiban darimana?! Keajaiban Tuhan itu indah semua Dan, gak seperti ini!" ucap Deandra
"Apa lu mau, menjalin sebuah hubungan tanpa adanya perasaan?" ucap Dani