Delapan Belas

157 9 23
                                    

Pukul 11.30...

Adam masih setia menemani Sinar yang sedang tidur dipelukannya. Dengan mata sedikit sembab, tidaklah mengurangi kecantikan dari Sinar nya sendiri.

"Lu kenapa sih Nar? Baru kali ini gua ngeliat lu serapuh itu. Gua harus cari tau penyebabnya. Tapi gimana gua nyarinya? Hmm...... " batin Adam

Adam sedikit berfikir keras untuk dapat mengetahui hal apa yang membuat Sinar seperti ini. Mungkin karena Adam terlalu panik atau banyak pikiran, ia sampai lupa kalau tadi Sinar menangis di pelukan Dini, otomatis, Dini lah yang mengetahuinya.

Lantunan ayat suci Al-Quran yang berasal dari masjid sudah terdengar. Lantunan tersebut memberitahukan supaya siswa laki-laki bersiap-siap untuk sholat Jumat.

"Dam. Sholat gak lu? " ucap Wisnu

"Sholat lah gila! " ucap Adam

"Yah kan, dikira engga gitu Dam. " ucap Wisnu

"Selagi gua bisa kenapa engga. " ucap Adam

"Terus itu Sinar gimana Dam? " ucap Rajif

"Iya, malah pules begitu. Kasian kalau dibangunin. " ucap Rizky

"Yah mau gimana lagi. Sholat Jumat masa mau gua tinggalin. " ucap Adam

Tiba-tiba kelas dihebohkan dengan suara cempreng seorang wanita.

"Assalamualaikum! " teriak seorang wanita

"Waalaikumsalam! " ucap semua murid

Ternyata sang pelaku bernama Dhiba. Dhiba datang tidak seorang diri, melainkan bersama anggota "Ajinomoto" yang lainnya.

"Yaallah, kenapa ini manusia dateng sih?! " gumam Raden

"Cantik tapi suaranya subhanallah. Gua pacaran sama dia seminggu sekali meski ke THT kali yak. " gumam Rajif

Dhiba pun langsung mendapatkan tatapan tajam yang seakan-akan ingin membunuhnya saat ini juga, siapa lagi kalau bukan Adam.

"Lu kenapa sih Dam? " tanya Dhiba dengan volume yang masih sama

"Volume lu kecilin gak?! Mau luh mati konyol sama gua? " ucap Adam dengan tatapan tajamnya

"Ih, serem banget sih?! " ucap Dhiba yang masih belum mengurangi volumenya

"Sinar lagi tidur! " ucap Adam

Dhiba pun sadar mengapa Adam memberikan tatapan seperti itu kepada nya.

"Lagi, lu tuh masuk ke kelas orang tau diri kek Dhib. " ucap Rista

"Memalukan harga diri asli. " ucap Aisyah

"Ini kelas Dhib, bukan hutan rimba! " ucap Karin

"Iya-iya, Dhiba minta maaf. " ucap Dhiba

"Van, Van.. Lu bisa jatuh hati sama perempuan kek begini gimana sih Van? " ucap Bintang

"Gak tau gua juga. Salah milih kayaknya. " ucap Devan

Devan pun langsung mendapatkan tatapan maut dari Dhiba. Devan hanya bisa menyengir dan menggaruk-garuk tengkuknya.

"Awas aja lu, chat gak akan gua bales. " ucap Dhiba

"Yah, yang, jangan dong. " ucap Devan

"Bodo amat! " ucap Dhiba

"Yaallah Van. Lu kok jadi bego sih?! " ucap Aldi

"Bego gimana sih?! " ucap Devan

"Yah kalau chat gak dibales, kan bisa di telepon. " ucap Aldi

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang