Tujuh Puluh Satu

106 7 3
                                    

Dirinya tengah berada di kebun bunga yang terletak di belakang rumah kakeknya. Ditemani oleh secangkir teh dan chocolate chips cookies membuat sukmanya tenang saat ini. Ditambah lagi dengan warna warni dari mahkota bunga yang membuat dirinya seakan-akan tidak ada masalah saat ini.

Semenjak hari pertama di London, tidak ada Adam atau pun Dani di pikiran nya. Ya, walaupun waktu itu Dani berhasil bertemu dengan dia, tapi langsung hilang begitu saja. Entah kemana perginya dua insan itu dari pikirannya.

Akan tetapi, di balik itu semua, ada sesuatu yang janggal di dalam hatinya. Seperti ada sesuatu yang buruk telah terjadi. Tapi Sinar menepisnya, sekarang waktunya menghabiskan waktu di London, tidak perlu memikirkan tentang Indonesia.

"Wey! Jalan-jalan yuk!" ucap Aqsa yang baru saja datang

"Ayo! Dari pada ngebangke di rumah. Gua kan kesini mau liburan, bukan mendekam di rumah." ucap Sinar

"Gaya lu! Tiga tahun disini juga." ucap Aqsa

"Lebih kali! Udah ayo! Lumayan cuci mata di jalan. Siapa tau kepincut." ucap Sinar

"Heleh! Yang kemarin Skype siapa yah?" sindir Aqsa

"Cuman temen." ucap Sinar

"Gak yakin." ucap Aqsa

"Udah ayo! Katanya mau ajak gua jalan-jalan." ucap Sinar

"Mau kemana?" ucap Aqsa

"Kemana aja, gua ngikutin lu." ucap Sinar

"James park?" ucap Aqsa

"Boleh. Naik apa?" ucap Sinar

"Jalan kaki aja, lebay amat." ucap Aqsa

"Yaudah, gua ganti baju dulu." ucap Sinar

Sinar pergi ke kamar begitu pula dengan Aqsa.  Beruntunglah, dia datang di musim semi, jadi tidak perlu berpakaian seperti penduduk es kimo, ya walaupun saat ini suhu nya 16 derajat. Setelah siap, dia menuju ke bawah dan sudah ada Aqsa yang tengah bermain handphone.

"Pacaran terossss." sindir Sinar

"Pacaran darimana sih?! Udah ayo!" ucap Aqsa

Sinar dan Aqsa langsung pergi menuju James Park yang letaknya sejajar garis lurus dari Buckingham Palace hingga kompleks parlemen. Dan kalau lagi beruntung, dapat menyaksikan parade pergantian penjaga di istana Buckingham.

"Nar." ucap Aqsa

"Apa?" ucap Sinar

"Lu kenapa ke London?" ucap Aqsa

"Ya, mau liburan aja." ucap Sinar

"Yakin gak ada yang lain?" ucap Aqsa

"Engga, niat gua mau menghibur diri sendiri aja." ucap Sinar

"Kenapa gak ke negara lain?" ucap Aqsa

"Kalau ke negara lain, belum tentu diizinin. Emang kenapa sih?" ucap Sinar

"Ya gak papa. Kalau alasan lu untuk menghibur diri, gak logis aja menurut gua." ucap Aqsa

"Kenapa gak logis?" ucap Sinar

"Masa lalu?" ucap Aqsa

Sinar menghembuskan napas beratnya. Ia malas kalau sudah ditanya hal-hal yang berhubungan dengan masa lalunya. Tentunya Sinar tau hal itu mengarah kemana, pasti ke Christian. Tuh kan disebut lagi.

"Terus, kalau karena masa lalu gua, gua gak akan pernah kembali ke London gitu?" ucap Sinar

"Maksud gua bukan gitu Nar." ucap Aqsa

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang