"Kemarin keknya ada yang dijemput cowo di depan sekolah." sindir Bram
"Banyak kali." ucap Sinar
"Elah Nar, gua lagi nyindir lu." ucap Bram
"Gak mumpan!" ucap Sinar
Sinar meninggalkan Bram dengan sepiring somay nya. Sinar mendapatkan tempat duduknya dan ternyata, Bram mengikutinya.
"Kasih tau dong." ucap Bram
"Apa sih? Lu emang gak liat?" ucap Sinar
"Gimana mau liat orangnya? Make helm begitu." ucap Bram
"Yaudah, itu derita lu." ucap Sinar
"Tuh kan, gak asik lu. Kan udah perjanjian." ucap Bram
"Gak perlu diceritain. Dia cuman temen gua." ucap Sinar
"Ayolah Sinar." rayu Bram
"Jauh-jauh sana! Hush hush!" ucap Sinar yang mengusir Bram
"Lu kira gua kucing?" ucap Bram
"Nanti Wulan lihat, bisa salah paham." ucap Sinar
"Engga, santai aja." ucap Wulan yang datang tiba-tiba.
"Astagfirullah! Kek jin tau gak lu?!" ucap Sinar
"Engga ah, lu nya aja berdua yang keasikan." ucap Wulan yang memakan somay milik Bram
"Lan, gua belum makan loh." ucap Bram
"Beli lagi sana, yang ini gua bayar." ucap Wulan
"Engga ada! Beli dewek!" ucap Bram
"Ayolah Bram." ucap Wulan
"Gak ada Wulandari!" ucap Bram
"Katanya cinta, disuruh begitu aja gak mau." sindir Sinar
"Maaf, tidak merasa tersindir." ucap Bram
"Bram!" ucap Wulan
"Oke-oke, pangeran yang tampan ini mengalah." ucap Bram yang sudah minggat.
"Mau aja lu pacaran sama dia." ucap Sinar
"Di pelet gua. Gak tau dah pake pelet apa bisa berhasil begitu." ucap Wulan
"Pake pelet made in dukun internasional." ucap Bram yang tiba-tiba sudah berada di samping Wulan
"Astagfirullah! Kalian berdua tuh cocok ya, sama-sama kek jin." ucap Sinar
"Engga, kita gak cocok. Kalau kita cocok, gak mungkin kita bisa jadian." ucap Bram
"Maksudnya?" ucap Sinar dan Wulan
"Kita itu disatukan karena sebuah perbedaan. Kalau kita apa-apa cocok, gak akan seru perjalanannya." ucap Bram
"Maksudnya gimana sih Bram?" ucap Sinar
"Ah, susah ngomong sama orang yang gak satu pemikiran." ucap Bram
"Maksudnya Bram itu, saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Saling berbagi lebih jelasnya." ucap Rizky yang tiba-tiba datang.
"Nah! Akhirnya! Kan enak kalau satu pemikiran begini." ucap Bram
"Bahasa lu berbelit, jadi gak mereka gak paham bodoh!" ucap Rizky
"Yaudah, intinya kan mereka gak bisa memahami jalan pikiran gua." ucap Bram
"Ray, Taryo, Hafiz, Aldi, gak kesini Lan?" ucap Rizky
"Biasa, lagi pada main kartu remi." ucap Wulan
"Kartu Remi?! Serius lu?" ucap Bram
"Iya. Udah dari hari Senin mereka main kartu remi." ucap Wulan