Keesokan harinya...
Sinar pergi ke rumah sakit diantar oleh Dani. Bagaimana bisa? Ya biasalah, wong Dani itu presiden, tidak dapat dibantah.
Awalnya Sinar tidak mau, dan Dani telah menyetujuinya. Tapi, saat ia keluar rumah, Dani sudah nangkring di depan pagar. Padahal tidak diminta.
Sesampainya di rumah sakit, Dani dan Sinar sudah melihat keberadaan beberapa temannya Adam. Ya, seperti biasa, anak Ajinomoto.
"Berduaan terus neng, mas." goda Bayu
"Tenang aja, gua gak akan jadi pelakor kek sinetron-sinetron kok." ucap Dani
"Bercanda atuh mas." ucap Bayu
"Udah sana, samperin Adam!" ucap Dani
Sinar mengangguk. Dan ia berjalan menuju ranjang Adam, Dani pun sudah berbaur dengan yang lainnya.
"Gimana keadaannya?" ucap Sinar
"Baik. Kamu sendiri?" ucap Adam
"Seperti yang kamu lihat." ucap Sinar
"Diantar Dani?" ucap Adam
"Iya, kenapa?" ucap Sinar
"Gak papa. Bagus deh, jadi ada yang jagain." ucap Adam
"Padahal aku gak minta, dan di chat, dia bilang iya gak jemput. Tapi tiba-tiba, dia udah nangkring di depan rumah." ucap Sinar
"Kan tau Dani itu tidak menerima penolakan." ucap Adam
"Iya sih, nyebelin tapinya." ucap Sinar
"Heh lu berdua! Pacaran nya gak bisa cari topik lain ya? Harus gitu ghibahin gua?" ucap Dani
"Lah, lu denger?" ucap Adam
"Kuping gua masih berfungsi dengan baik Dam. Udah, jangan ghibahin gua, gua tau gua ganteng." ucap Dani
"Kalau nih rumah sakit tersedia obat untuk nurunin tingkat kepercayaan diri seseorang, gua beli deh!" ucap Sinar
"Percaya diri itu kunci dari kegantengan Nar. Nih si Surya, kalau dia gak percaya diri, pasti dia gak ganteng. Beda kalau dia percaya diri." ucap Dani
"Perasaan sama aja. Mau dia gak pede, mau dia pede nya sampai antariksa pun juga begini begini aja." ucap Gilang
"Setidaknya, nambah dikit gitu ketampanannya. Ya, nambah 0,1% lah." ucap Dani
"Gua pikir lu mau meninggikan derajat gua, ternyata sama seperti yang lain. Kamu jahat!" ucap Surya
"Sur, kalau lu mau homoan, jangan ke gua. Masih banyak cewe yang mau sama gua soalnya." ucap Dani
"Orang ganteng mah bebas ya?" ucap Adam
"Ya jelas. Lu sendiri pasti merasakan." ucap Dani
"Udah, itu gak jadi pacaran daritadi. Apa kita keluar aja?" ucap Rizky
"Udah gak usah Ki." ucap Adam
"Nah, yaudah, lanjutkan saja pacarannya." ucap Rizky
"Sinar." ucap Adam
"Apa?" ucap Sinar
"Manggil doang." ucap Adam
"Serius Adam." ucap Sinar
"Jangan sekarang." ucap Adam
"Maksudnya?" ucap Sinar
"Aku masih di rumah sakit, kalau harus ke KUA sekarang gak bisa Nar." ucap Adam