Tiga Puluh Sembilan

79 7 7
                                    

Kamis

Dua hari lagi dia harus mengambil tindakan, akankah dia membuka lembaran baru dengan masa lalu, atau dengan orang baru?

Belum ada jawaban yang ia dapatkan sampai saat detik ini. Ia memendam semuanya, memutuskan untuk tidak memberi tahu siapapun, dan berusaha untuk menutupi semuanya serapih mungkin.

Ildanifsmrt

Gw pengen ketemu
Bisa?

Y, tmpt biasa
(Read)

Taman belakang sudah menjadi saksi dari beberapa pertemuan Adam dan juga Dani. Sudah banyak yang terjadi di taman belakang itu.

"Mau apa?" ucap Dani

"Perpanjangan waktu." ucap Adam

"Maksudnya?" ucap Dani

"Soal keputusan." ucap Adam

"Deandra atau Sinar?" ucap Dani

"Ya." ucap Adam

"Mikir gituan aja lama banget. Udah gua kasih waktu satu minggu padahal. Apa susahnya sih? Lu sama Deandra masih sama-sama cinta, gak ada yang salah? Sinar itu cuman lu jadiin pelarian doang." ucap Dani

"Jangan sebut Sinar sebagai pelarian gua!" ucap Adam

"Kenyataannya seperti itu. Mau gimana lagi?" ucap Dani

"Pertanyaan gua yang tadi belum dijawab." ucap Adam

"Gak ada toleransi waktu lagi. Gua males ngasih kebaikan sama orang kayak lu." ucap Dani

Dani pergi meninggalkan Adam, lagi dan lagi, tanpa membawa perasaan bersalah.

Adam mengepalkan jari-jarinya. Banyak yang Adam pikirkan sekarang. Satu keputusan, rentetan masalah akan dihadapi olehnya.

Adam kembali dimana teman-temannya berada. Menatap satu persatu teman-temannya yang sedang berkumpul.

Bukan tatapan yang biasa, tapi tatapan yang penuh arti. Keputusan ini bukan hanya menyakiti diantara kedua wanita itu, tapi menyakiti orang-orang yang berada di sekitar dirinya.

Dia sudah mengutuk Dani dengan sumpah serapah di dalam hatinya. Dia salah menganggap remeh seorang Dani.

25 menit kemudian Adam dan juga tim nya memasuki lapangan. Tim Adam bukan cuman mengincar gelar juara saat ini, tapi gelar top score juga diincar saat ini.

Sinar melihat Adam tanding. Ada beberapa sedikit perubahan yang terjadi dengan Adam. Sinar bisa merasakannya.

Di akhir-akhir permainan, dia pergi ke kantin, perutnya sudah minta diisi oleh makanan.

Dia memesan mi ayam, dan sedang menunggu sambil memainkan akun sosial media miliknya.

"Sendiri lagi?"...

Sinar melepaskan pandangannya dari benda kecil di tangannya, beralih ke laki-laki yang duduk di depannya.

"Iya, mau gimana lagi?" ucap Sinar

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang