Tiga Puluh Tujuh

68 6 16
                                    

Pulang kembali ke rumah, membawa rasa gundah di hati. Membawa perasaan yang tidak tenang. Memikirkan sebuah kejadian, yang harus menjebaknya ke dalam sebuah pilihan yang mustahil untuk dipilih.

Flashback On

"Oke, kalau itu pilihan lu. Tapi Sinar yang akan jadi korban di sini." ucap Dani

Dua pilihan yang Adam tidak sanggup memilihnya. Benar apa yang dikatakan oleh mamahnya tempo lalu. Pada akhirnya, semua akan berakhir dengan satu keputusan.

"Kenapa harus nyeret-nyeret Sinar dalam masalah kita berdua?! Udah gua bilang sebelumnya, jangan pernah nyeret Sinar!" ucap Adam

"Ini bukan masalah Dani dengan Adam. Tapi masalah Dani yang menjadi sodara Deandra dengan seorang Adam." ucap Dani dengan senyum iblisnya.

"Gua gak paham ya sama pemikiran lu!...." ucap Adam terpotong

"Gua yang gak paham sama pemikiran lu! Cuman laki-laki bangsat yang memilih 2 hati sekaligus! Lu bego ya? Disaat lu seneng-seneng sama hati kedua lu, lu gak mikirin hati yang pertama?!" ucap Dani

"Lu gak tau kondisinya Dan!" ucap Adam

"Gak tau kata lu?! Lu pikir, kondisi Deandra saat ini gimana?! Bahagia? Bisa move on dari lu?! Engga Dam! Deandra masih sayang sama lu. Dia masih ngejaga perasaannya sampai saat ini. Tapi apa balasannya?! Hati yang diduakan?!" ucap Dani

Ucapan Dani monohok hatinya. Adam tidak bisa mengelak dari keadaan, memang faktanya seperti itu. Kecuali...  Fakta kalau Deandra masih menjaga perasaannya sampai saat ini. Dia tidak tahu menahu soal itu.

Kembali lagi dimana dirinya berada di posisi laki-laki bajingan yang sebenarnya. Dinding kokoh yang dibangun oleh dirinya setelah bertahun-tahun lamanya, seakan-akan mulai runtuh.

"Kenapa? Masih mau menghindar dari kenyataan kehidupan?" ucap Dani

Adam hanya diam, dia hanya bisa mengepalkan jari-jari tangannya. Adam merasa menjadi golongan laki-laki bajingan saat ini.

"Gua harap pikirin itu baik-baik. Gua akan lakuin apapun demi buat Deandra bahagia. Lu bisa tanya kontak gua ke Alfan. Hubungin gua kalau otak lu udah mulai bekerja." ucap Dani

Dani meninggalkan Adam tanpa merasa bersalah. Sedangkan Adam, dia berdiri seorang diri, merutuki segala kesalahannya.

Flashback Off

Tok tok tok...

"Kak, disuruh makan malam!" ucap Astah dari luar

"Duluan, bentar lagi nyusul!" ucap Adam

Adam pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Meski percuma, setidaknya dapat menutupi, walau hanya sedikit.

Adam pergi menuju ke meja makan yang sudah dipenuhi oleh keluarganya. Dia tidak nafsu saat ini, tapi ia paksakan, dia juga butuh energi.

"Hp kamu kenapa Dam?" ucap Fahrezi

"Gak papa pah, kenapa?" ucap Adam

"Jam 5 an papah nge WA kamu, tapi cuman ada centang dua abu-abu." ucap Fahrezi

"Habis pulang sekolah, Adam gak megang hp sama sekali. Maaf." ucap Adam

Memang kenyataannya, Adam sama sekali tidak menyentuh hp nya sejak pulang dari sekolah. Panggilan demi panggilan yang masuk pun ia tinggalkan.

"Kamu ada masalah nak?" ucap Alifia

"Masalah pasti ada. Tapi tenang aja, Adam gak papa." ucap Adam

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang