Tujuh Puluh Tiga

118 7 0
                                    

Di tengah perjalanan, hanya ada keheningan diantara kedua insan ini. Kedua nya sama-sama tidak ingin membuka pembicaraan.

Kedua nya takut akan terjadi pertengkaran nantinya. Ketika dua otak manusia sedang berada di dalam emosi, membuka pembicaraan haruslah berhati-hati, kalau tidak, akan menjadi petaka nantinya.

Keheningan berlanjut sampai kedua insan ini sudah berada di tempat yang mereka tuju. Kedua nya masih terdiam, seakan-akan takut untuk memulai.

"Udah nyampe, gak mau turun?" ucap Gerald

"Ge." ucap Dara

"Kalau mau bahas yang tadi, saya gak mau. Terserah kamu mau marah sama saya atau tidak,  yang jelas, saya gak mau marah sama kamu." ucap Gerald

"Apa kamu gak mau mikirin baik-baik dulu. Kamu lagi emosi Ge." ucap Dara

"Dara, apa lagi yang perlu dipikirin? Saya gak peduli siapa yang benar dan salah, yang jelas, Sinar sudah tersakiti, dan itu sudah terjadi." ucap Gerald

"Tapi Dani sudah mengaku." ucap Dara

"Kalau pengakuan bisa membuat semuanya kembali, mungkin dapat saya maafkan." ucap Gerald

"Ge, kamu coba dong ada di posisi dia." ucap Dara

"Kita perlu egois pada suatu keadaan Dar, ada saatnya kita tidak perlu merasakan menjadi orang lain yang berbuat kesalahan." ucap Gerald

"Terus, kamu akan terus seperti ini? Gak akan ada perubahan Ge. Yang seharusnya masih bisa diperbaiki, malahan semakin rumit, mungkin saja dapat menimbulkan sesuatu yang baru lagi." ucap Dara

"Dar, udah cukup saya lihat Sinar seperti ini. Dua kali Dar! Masih beruntung saya tidak melarang Sinar untuk jatuh cinta kepada seseorang." ucap Gerald

"Apa kamu gak pernah menyakiti perasaan seseorang?" ucap Dara

Gerald membisu.

"Apa selama kamu hidup di dunia ini, kamu gak pernah menyakiti perasaan seseorang Ge? Engga kan? Lalu apa yang kamu lakuin? Gak semua orang yang kamu sakiti, kamu minta maaf kepada dia." ucap Dara

"Gak semua kesalahan bisa dimaafkan Dar." ucap Gerald

"Tuhan aja masih mau memaafkan kesalahan hambanya. Kamu siapa? Cuman makhluk kecil Ge." ucap Dara

"Kamu masuk ke rumah Dar, saya gak mau berantem sama kamu." ucap Gerald

"Ge, sebelum semuanya terlambat. Sebelum diri kamu menyesal, dan sebelum Sinar akan semakin bersedih kembali. Kamu pikirkan semua itu." ucap Dara

Dara memasuki rumahnya, tersisalah Gerald yang tengah bergelut dengan pemikirannya. Gerald pun kembali memakai helmnya, menyalakan motornya, dan berjalan menuju ke rumahnya.

15 menit berlalu, Gerald sudah sampai di rumahnya.

Kedua orang tuanya tengah berada di ruang keluarga. Gerald menghampiri keduanya dan bersalaman. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Gerald, Gerald langsung pergi begitu saja. Tentunya membuat pasangan ini bingung. Apa yang sudah terjadi dengan putranya?

Sesampainya di kamar, Gerald menaruh asal tas, sepatu, kaus kaki, dan juga jaketnya. Dia pun langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Memejamkan mata, sambil memikirkan perkatan yang keluar dari mulut wanita tersayangnya.

Dia mengambil Iphone nya dan mencari kontak Sinar.

Sinar

Dek
p
p

Apa sih?
Beisik tau

Skype
Gc

Ok

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang