Empat Puluh Empat

67 7 0
                                    

2 minggu berjalan, dengan menciptakan beberapa cerita-cerita yang tidak terduga.

Mulai dari Zahra dan juga Zaki yang hubungannya sedang berada di ujung tombak.

Tentu kalian tau, beberapa faktor yang memungkinkan sebuah hubungan akan retak. Salah satunya adalah kesalah pahaman.

Ya, kali ini, hubungan Zahra dan juga Zaki sedang diberikan ujian yang cukup berat.

Kejadian dimulai dari hari Sabtu minggu lalu. Ketika Zahra dan Zaki sedang makan berdua di tukang sea food pinggir jalan.

Zaki terus saja berkutat dengan handphonenya. Lah, berkutat dengan handphone saja diposesifkan? Lebay amat.

Bukan masalah itu. Kali ini, Zaki berkutat dengan handphone yang posisinya potrait, bukan landscape.

Kalau landscape, Zahra memakluminya, karena 100% Zaki tengah bermain game. Tapi kali ini, posisi handphonenya potrait.

Lah? Game juga ada yang dimainin secara potrait kali? Lebay amat.

Bukan masalah itu juga. Zahra sudah hafal apa yang dilakukan oleh jari-jari tangan ketika bermain game.

Dan ini berbeda, jari-jari Zaki bukan sedang bermain game. Tapi seperti sedang mengetik sesuatu.

Bertambah lagi kecurigaan Zahra, Zaki tersenyum-senyum seperti ABG yang baru jatuh cinta.

"Zak." ucap Zahra

"Kenapa sayang?" ucap Zaki yang tidak melepaskan pandangan dari benda pipih itu.

"Aku merasa diselingkuhin." ucap Zahra

Zaki mematikan handphonenya dan menaruhnya di atas meja. Pertanyaan Zahra kali ini mengalihkan fokusnya.

"Sama siapa?" ucap Zaki

"Sama kamu lah." ucap Zahra

"Kok? Lah, aku selingkuh sama siapa?" ucap Zaki yang sedikit terlihat gelisah

"Sama handphone kamu. Santai aja napa mukanya, jangan tegang kek mau ketemu guru killer." ucap Zahra

"Astaga Zahra! Dikira kenapa." ucap Zaki

"Emang kenapa?" ucap Zahra

"Lagian, gak ada badai, gak ada guntur, kamu nuduh aku selingkuh." ucap Zaki

"Bercanda. Tapi kamu gak selingkuh kan?" ucap Zahra

"Mana berani aku selingkuh dari kamu." ucap Zaki

"Kok gue ragu ya?" batin Zahra

Oke, Zahra masih berusaha untuk tidak berpikir yang macem-macem, cukup satu macam saja.

Pulang dari malam mingguan, menjelang tidur malam, Zahra membuka handphonenya.

Hubby😘

Sudah tidur?

Baru mau, kenapa?

Tidur, udh malem
Jangan begadang
Gak baik

Halah! Gk ush ngomong gt
Km jg sering begadang

Namanya aku perhatian
Udh tidur
Aku udh ngantuk nih

Iya-iya bapak Zaki Attalla
Yaudah kamu juga tidur

Iya, udh ngantuk nih 🙀

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang