Lima hari kemudian...
Keadaan saat ini mulai tenang, tidak seperti kemarin-kemarin yang penuh dengan masalah.
Mulai dari Deandra yang sudah sedikit demi sedikit dapat menerima keadaan. Dani yang sudah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Sinar yang sudah tidak lagi memikirkan masalah. Dan Adam yang sudah membaik, sepertinya...
Sinar tersenyum saat ini di area kolam renang di dalam rumahnya. Ia menikmati masa-masa tenang seperti ini.
Sudah terlalu lelah hidupnya diterpa berbagai masalah. Andai saja, hari ini akan menjadi hari esok dan esok lagi. Jadi selalu bahagia.
"Dek!" ucap Gerlad
"Apa?" ucap Sinar
"Senyam-senyum sendiri, nanti kemasukan loh." ucap Gerald
"Amit-amit! Lu aja sono!" ucap Sinar
"Gua mau nanya deh sama lu." ucap Gerald
"Mengenai?" ucap Sinar
"London." ucap Gerald
Sinar langsung terdiam, perasaannya mulai tidak tenang. Ya Tuhan, apalagi ini?
"Kenapa?" ucap Sinar
"Bisa kasih alasan spesifik ke gua." ucap Gerald
"Bukannya waktu itu udah?" ucap Sinar
"Nar, Nar, lu itu udah hidup sama gua dari lu masih berbentuk zigot. Gua tau itu bukan alasan yang sebenarnya." ucap Gerald
"Tapi lu jangan marah ya?" ucap Sinar
"Ya, tergantung." ucap Gerald
"Yaudah, gak mau cerita!" ucap Sinar
"Yaudah iya, gua gak akan marah." ucap Gerald
"Janji?" ucap Sinar
"Iya Sinar." ucap Gerald
Sinar mengambil nafas panjangnya. Perlahan-lahan ia mulai bercerita tentang apa yang terjadi selama ini.
Gerald pun menyimak cerita adiknya dengan serius. Ia tidak bisa main-main untuk kali ini.
Dalam hati Gerald sudah mengeluarkan sumpah serapahnya, namun mau bagaimana lagi? Dia udah berjanji.
"Jadi Adam?" ucap Gerald
"Iya." ucap Sinar
"Ternyata sama kayak Christian." ucap Gerald
"Beda kak." ucap Sinar
"Bedanya apa Sinar? Sama-sama mendua kan?" ucap Gerald
Sinar merasa dirinya tengah tersindir keras oleh kakaknya ini. Benar kan? Apa bedanya? Toh sama-sama mendua.
"Terus sekarang, lu maafin dia?" ucap Gerlad
"Iya, gua berusaha untuk menerima keadaan. Itu pun karena Dani." ucap Sinar
"Dan Dani jatuh hati sama lu?" ucap Gerald
Sinar hanya menganggukkan kepalanya, memang itu kan yang terjadi?
"Oh my God! Kisah asmara lu ribet banget!" ucap Gerald
"Ya mau gimana lagi? Sudah takdirnya seperti ini." ucap Sinar
"Kenapa lu gak memilih Dani?" ucap Gerald
"Hati gua masih untuk Adam kak. Dan, Dani pun tau akan hal itu. Justru, dia yang nyuruh gua supaya kembali ke Adam." ucap Sinar
"Why?" ucap Gerald
"Dia bilang, takdir menginginkan gua dan Adam untuk bersatu." ucap Sinar
"Terus? Perasaannya dia gimana?" ucap Gerald