Kalau dikasih kesempatan untuk mengulang waktu, mungkin Dani akan meminta mengulang kejadian dua hari yang lalu.
Tidak tau ada setan apa yang merasuki tubuh Dani, dia mencium Sinar, sekilas, hanya sekilas. Yang jelas, Dani tidak dalam pengaruh alkohol, artinya, dia benar-benar sadar. Kepala pusingnya tidak bisa dijadikan alasan untuk itu.
Apa ini yang dirasakan oleh Mamet selama ini? Pantas saja manusia itu betah berciuman dengan wanita manapun.
Arkh!! Bisa-bisa gila kalau memikirkan hal itu terus. Oke Dani, berhenti berpikiran kotor. Hormati wanita.
"Heh! Kenapa lu senyum-senyum sendirian di kantin?" ucap Deandra yang tiba-tiba datang
"Gak sendirian, banyak orang di kantin." ucap Dani
"Ck! Cape lah ngomong sama lu." ucap Deandra
"Yaudah gak usah ngomong." ucap Dani
"Pertanyaan gua belum dijawab!" ucap Deandra
"Gua senyum salah, gua datar salah." ucap Dani
"Wajah tembok lu berubah pasti ada alasan? Ada apa? Gara-gara menang tauran dua hari lalu?" sindir Deandra
"Engga lah, ada yang lebih menyenangkan." ucap Dani
"Kasih tau makanya!" ucap Deandra
"Sebelumnya, gua makasih sama lu. Kalau lu gak ikut campur, mungkin kejadiannya gak akan kayak gini." ucap Dani
"Maksudnya?" ucap Deandra
"Lu ngasih tau alamat markas gua ke Sinar kan?" ucap Dani
"Hah? Engga kok, ngaco!" ucap Deandra
"Lu gak akan bisa boong. Gua itu alat detektor kebohongan lu." ucap Dani
"Maaf." ucap Deandra
"Awalnya gua marah. Untungnya, kondisinya membuat hati gua senang." ucap Dani
"Emang ada apa sih?" ucap Deandra
"Engga ah. Kalau gua ceritain, nanti lu gak percaya." ucap Dani
"Percaya Dani!" ucap Deandra
"Gua......" ucap Dani terpotong
"Nyium Sinar di markas." ucap Alfan yang tiba-tiba datang
"Hah?!" ucap Deandra dengan wajah terkejutnya
"Di bibir lagi." ucap Alfan
Deandra berusaha mencerna perkataan yang terlontar dari mulut Alfan.
"Lu ngarang ya?!" ucap Deandra
"Engga Deandra. Kalau gua ada foto, gua tunjukkin. Tapi sayang, gua lagi ngobatin orang waktu itu. Jadi gak sempet." ucap Alfan
"Dan, serius?!" ucap Deandra
"Masih kurang penjelasan dari Alfan?" ucap Dani
"Lu nyium Sinar? Di bibir?!" ucap Deandra
"Hmm.." balas Dani
"Astaga Dani! Gua gak nyangka. Dia gak marah ke lu?" ucap Deandra
"Awalanya gua mikir gitu. Tapi nyatanya engga." ucap Dani
"Gak salah kan gua ngasih alamat markas lu ke Sinar." ucap Deandra
"Untuk saat itu gak salah. Tapi lain kali jangan, lu buat dia khawatir." ucap Dani
"Lu pikir gua gak khawatir! Awalnya gua yang mau nyusul lu. Tapi gua mikir, gak ada gunanya juga. Yaudah, gua yakin aja, kalau Sinar yang bisa ngehentiin perbuatan bodoh lu itu." ucap Deandra