Dua Puluh (B)

98 9 4
                                    

07.30 WIB

Tidak terasa mereka sudah bermain air selama hampir 20 menit. Karena Mamahnya sudah melarang untuk berenang kembali, mereka pun menurut. Adam kemudian mengambil handuk dan langsung menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri, begitu juga dengan adik-adiknya.

10 menit kemudian, Adam menuju ke arah meja makan dengan t-shirt berwarna hitam dipadukan dengan jaket boomber berwarna putih yang ia gantungkan di punggung kanannya. Dipadukan dengan celana jeans berwarna putih dan sneakers berwarna putih.

"Tumben rapih Dam, mau kemana emang?" tanya sang papah

"Adam mau ke pantinya bu Dewi, ada anak panti yang ulang tahun, jadi yah, Adam dateng." ucap Adam

Keluarga itu langsung melakukan aktivitas sarapannya.

10 menit mereka menghabiskan sarapannya. Adam melihat jam tangannya dan sudah menunjukan pukul 07.50.

"Adam pamit dulu. Assalamualaikum!" ucap Adam yang menyalimi kedua orang tuanya dan mencium semua anggota keluarganya.

Adam langsung mengeluarkan motor kesayangannya. Tak lupa ia memakai helm.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk sampai ke rumah Sinar. Ia pun mengeluarkan hp nya dari saku jaketnya dan menelepon Sinar.

"Halo Dam. Kenapa?" ucap Sinar

"Aku udah di depan. Udah selesai kan?" ucap Adam

"Iya sebentar, aku make sepatu dulu." ucap Sinar

"Yaudah, aku tunggu di luar." ucap Adam yang mematikan teleponnya

Selang beberapa menit, pintu gerbang yang besar sudah terbuka, menampilkan sesosok wanita cantik yang mengenakan baju berwarna putih dan celana jeans berwarna hitam, dengan rambut yang terurai dan bergelombang di ujungnya. Tidak mengenakan make up yang tebal, natural, namun tetap cantik.

"Seperti biasa. Tetap cantik." Ucap Adam

"Thanks Dam. Yaudah, langsung nyari kado aja. Mau dimana?" ucap Sinar

"Naik aja dulu, nanti juga tau arahnya kemana." ucap Adam

Sinar yang sudah memakai helm, langsung naik ke motor Adam. Dan Adam pun langsung mengendarai motornya. Seperti biasa, Jakarta tampak begtu padat di berbagai titik, namun tidak masalah untuk Adam, bila ia terjebak bersama Sinar.

"Ish, padet banget sih!" geram Sinar

"Kok kesel sih? Aku aja yang ngendarain biasa aja." ucap Adam

"Really?" ucap Sinar

"Ya. Malahan aku tidak mempermasalahkan keadaan macet ini." ucap Adam

"Kenapa?" ucap Sinar

"Aku rela terjebak di dalam kemacetan Jakarta, walau panjagnya sampai 10 kilometer sekalipun. Asalkan, bersama denganmu." ucap Adam

Sinar hanya tersenyum saja, untuk saja, pipinya tertutup oleh helm, sehingga Adam tidak melihat rona merah pada pipnya.

Menghabiskan waktu 15 menit dari rumah Sinar menuju ke sebuah pusat perbelanjaan. Kalau tidak macet, hanya membutuhkan waktu 5-8 menit saja.

Tanpa ada obrolan di sebuah parkiran, Adam langsung membawa Sinar ke dalam pusat perbelanjaan itu, tidak lupa dengan gandengan tangannya.

"Yang ulang tahun perempuan apa laki-laki Dam?" tanya Sinar

"Perempuan, makanya aku bingung mau ngasih apa. Meski aku punya adik perempuan, tapi usianya berbeda dengan kedua adikku." ucap Adam

"Yaudah, kita ke lantai dua, aku tau tempatnya dimana." ucap Sinar

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang