Tiga Belas

146 11 13
                                    

Tepat jam 21.30 Sinar sampai ke rumahnya.

"Mau masuk dulu gak Dam? " ucap Sinar

"Gak usah, udah malem. Gak enak dilihat tetangga, nanti dikira ngapa-ngapain. " ucap Adam

"Kamu langsung balik aja berarti? " ucap Sinar

"Iya, aku langsung pulang aja. Nanti kalau udah sampai rumah, aku LINE kamu. " ucap Adam

"Yaudah, hati-hati yah. " ucap Sinar disertai senyum manisnya.

Adam terpaku melihat senyum Sinar. Seolah-olah senyum itu menahan dirinya untuk selalu dekat dengan Sinar. Mau tidak mau, Adam menghilangkan nafsu nya.

Adam membalas senyum Sinar. Senyum yang saat ini ia berikan adalah senyum yang sangat tulus. Senyum yang sangat jarang dikeluarkan oleh seorang Adam. Hanya keluarganya saja yang bisa mendapatkannya. Temannya? Belum tentu, bahkan sahabatnya sekalipun. Dan saat ini, Sinar yang mendapatkan senyum langkah itu.

"Aku pulang, kamu hati-hati di rumah. Kalau ada apa-apa kasih tahu aku. Jangan lupa sholat. Nanti kalau udah sampe, aku LINE. " ucap Adam

Sinar hanya menganggukkan kepalanya. Dengan seketika, Adam langsung menghilang dari penglihatannya.

Sinar memasuki rumahnya dengan senyum yang masih terlihat di wajahnya.

"Assalamualaikum! " ucap Sinar

"Waalaikumsalam. " ucap seisi rumah

Sinar menghampiri Papah dan Mamah nya yang sedang bersantai.

"Darimana Nar? " ucap Papah

"Abis jalan Pah sama temen. " ucap Sinar

"Bohong Pah, sama pacar. " ucap Mamah

"Apa sih Mah. Dia itu temen Sinar. " ucap Sinar

"Siapa Mah? " ucap Papah

"Eta, si Adam. Anak nya si Fahrezi. " ucap Mamah

"Oh, anaknya si Rezi?! Kenapa gak bilang sayang?. " ucap Papah

"Astaghfirullah, Mamah dipercaya Pah. Sinar sama Adam tuh cuman teman. Oke, teman. Mamah aja yang kompor. " ucap Sinar

"Tapi Mamah ngeliat kalian berdua kayak pacaran. Cocok. " ucap Mamah

"Terserah Mamah mau ngomong apa. Yang jelas Sinar gak pacaran. Sinar mau ke atas dulu, mau bersih-bersih. " ucap Sinar

Sinar menuju ke kamarnya dan membersihkan tubuhnya.

Adam Pov'On

Saat Adam sampai rumah. Ia habis-habisan diledek oleh semua anggota keluarganya. Bahkan adiknya yang kecil pun ikut-ikutan.

"Terserah, terserah. Adam mau ke atas dulu. Mau mandi. " ucap Adam dengan pasrah.

Adam menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2. Setelah masuk ke dalam kamarnya, ia menuju ke kamar mandi.

15 menit Adam mandi. Ia keluar dengan handuk yang terlilit di pinggangnya. Menampilkan tubuh atletisnya.

Perut Adam bukan lagi sixpack, menurut orang lain adalah eightpack. Ditambah dengan yang ada di lengannya. Apabila perempuan-perempuan melihatnya, habis sudah Adam.

Tubuh Adam tidaklah besar seperti atlet tinju, normal seperti remaja-remaja yang lain. Namun lain lagi apabila ia membuka bajunya, terlihat sangat jelas pahatan-pahatan yang sangat diidamkan para wanita.

Adam menuju ke lemarinya dan memakai baju. Celana boxer dan kaus putih yang tipis, sehingga sedikit menampilkan pahatan-pahatan tersebut. Setelah itu, ia menuju ruangan seperti musholla yang berada di rumahnya, dan menunaikan sholat Isya.

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang