Bodoh. Satu kata yang setia ia ucapkan di dalam hati, padahal hari sudah berganti. Kenapa dia tidak bisa mengendalikan emosinya saat itu?
Dia sudah menyia-nyiakan satu kesempatan emas. Bukannya api semakin mereda, malah semakin membara.
Dia ingin mengakhiri semua ini. Namun bagaimana caranya? Berpisah kembali dengan Deandra lalu kembali ke Sinar?
Tidak, Deandra tidak pantas mendapatkan hal seperti itu. Deandra tidak bersalah.
Hari ini dia akan menepati janji kepada sang kekasih untuk jalan berdua.
Pulang sekolah Adam langsung pergi ke sekolah Deandra, seperti biasa, menjadi supir pribadi.
"Udah lama nunggu?" tanya Adam yang baru sampai
"Lumayan." ucap Deandra
"Maaf, Jakarta lagi macet-macetnya." ucap Adam
"Gak papa. Sudah biasanya Jakarta macet." ucap Deandra
"Mau kemana?" ucap Adam
"Kan kamu yang ngajak aku." ucap Deandra
"Nonton mau?" ucap Adam
"Apa saja." ucap Deandra
"Nih, pakai helm nya!" ucap Adam yang memberikan helmnya
Deandra memakai helm yang diberikan oleh Adam. Dia pun menaiki motor Adam.
Adam langsung menjalankannya ke salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Arahnya menuju ke Plaza Indonesia.
Sesampainya di Plaza Indonesia, Adam dan Deandra sudah menapakkan kedua kakinya ke aspal.
Adam pun menggandeng tangan Deandra seperti ingin menyeberang jalan.
Adam membawa Deandra ke bioskop. Kebetulan tiketnya sudah ia pesan lewat online. Jadi tidak perlu mengantri lagi. Orang kaya mah bebas.
Semenjak sebuah layar besar menyala, Adam sama sekali tidak menikmati layar itu. Bukan karena tidak suka, ada yang lebih menarik perhatiannya.
Sepanjang film diputar, Adam menggenggam tangan Deandra dengan eratnya. Dia pun memperhatikan wajah Deandra secara intens.
Berpisah sekarang atau nanti? Dia tidak tega menyakiti perasaan Deandra yang sudah tulus mencintainya.
Bisakah kehidupannya sekarang seperti film yang sedang diputar? Sebuah jalan cerita yang sudah pasti mendapatkan sebuah kepastian di akhirnya.
Sinar atau Deandra? Hatinya sudah untuk Sinar, namun perasaan manusiawinya untuk Deandra.
"Dam?" ucap Deandra
Adam masih tidak tersadar. Deandra menampar pelan rahang Adam. Adam pun tersadar.
"Ada apa?" ucap Adam
"Filmnya sudah selesai." ucap Deandra
Adam tersadar dan mulai memperhatikan keadaan di sekitarnya. Astaga, dia sama sekali tidak menikmati filmnya.
"Yaudah, keluar yuk!" ucap Adam
"Siapa juga yang mau di sini?" ucap Deandra
Tangan Deandra masih setia di tangan Adam. Entah takut kehilangan atau merasakan perasaan bersalah.
"Kamu gak nonton filmnya ya?" ucap Deandra
"Nonton kok." ucap Adam
"Yakin?" ucap Deandra
"Iya." ucap Adam
"Sekarang mau kemana?" ucap Deandra
"Makan." ucap Adam