Bahagia, amarah, dan kesedihan.
Semua perasaan ini tercampur menjadi satu di dalam sebuah keadaan.
Semua perasaan tersebut timbul disaat Ananda Sinar Chandrawinata kembali lagi setelah bersembunyi sekian lamanya.
"Bram, jawab dong! Gua ada disini!" ucap Sinar
Namun sayang, laki-laki tersebut tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Jangankan berbicara, beradu tatap pun tidak ia lakukan.
Sinar mengguncang bahu Bram, bagaimana pun caranya, dia harus mendapat sebuah jawaban untuk pertanyaannya.
Dan akhirnya, Bram menatap dirinya. Sinar tidak dapat mendefinisikan apa yang berada di mata Bram.
Yang Sinar lihat, hanyalah tatapan kekecewaan.
"Bram, jelasin ke gua apa yang udah terjadi." ucap Sinar
"Minta penjelasan?" ucap Bram
Sinar mengangguk.
"Untuk apa?" ucap Bram sambil tersenyum sinis
"Maksudnya?" ucap Sinar
Bram menjawab pertanyaan Sinar dengan tatapan yang menusuk.
"Bram, gua butuh jawaban!" ucap Sinar
Bram menghempaskan tangan Sinar yang berada di bahunya dengan kasar. Dirinya berdiri dan memegang pergelangan tangan Sinar.
Sinar langsung ditarik dengan kasar oleh Bram. Gerald ingin menahan, tapi ada Rizky yang berusaha untuk meyakinkan Gerald kalau tidak akan terjadi apa-apa.
Sinar takut. Bram saat ini bukanlah Bram yang ia kenal. Ia merasa berhadapan dengan Bram yang sudah dirasuki oleh orang jahat.
Bram membawa ke loteng rumah sakit, karena hanya tempat itu yang menurut Bram tidak dapat orang.
Setelah sampai, Bram menghempaskan Sinar dengan kasar. Bram seperti tidak mengenal Sinar saat ini.
"Buat apa lu nanya apa yang udah terjadi hah?! Gak guna tau gak!" bentak Bram
"Gua butuh kejelasan Bram!" ucap Sinar
"Kalau lu udah mendapat kejelasan, apa lu bisa memperbaiki semuanya?!" ucap Bram
"Gua butuh kejelasan Bram." ucap Sinar
"Gua kecewa sama lu Nar." ucap Bram
Hening. Bram berusaha untuk mengerti keadaan Sinar, tapi ya bagaimana? Namanya sudah kecewa.
"Lu pergi menimbulkan berbagai masalah Nar. Masalah lu mungkin selesai, tapi engga dengan yang lainnya." ucap Bram
"Kalau lu pikir masalah gua selesai, engga Bram. Gua juga mikirin semuanya. Gua pergi, bukan berarti masalah gua ikut pergi juga." ucap Sinar
"Seharusnya lu gak menghilang Nar." ucap Bram
"Salah.... Salah kalau gua berusaha untuk bahagia?" ucap Sinar
"Lu berusaha untuk bahagia, tapi yang lainnya? Yang lain merasakan duka Nar." ucap Bram
"Duka?" ucap Sinar
"Lu egois! Lu mikirin kebahagiaan lu doang! Lu gak mikirin masalah apa yang akan terjadi selanjutnya!" ucap Bram
"Gua berusaha untuk bahagia Bram!" bentak Sinar
"Lu berusaha untuk bahagia sendiri! Lu gak mikirin keadaan yang lainnya! Lu makin nambah masalah! Mikir dong!" bentak Bram
"Bram, gua pergi, bukan berarti gua gak mikirin Dani atau Adam......" ucap Sinar terputus