Enam Puluh Delapan

81 7 0
                                    

21.30

Dani cukup bahagia karena bisa bertemu dengan Sinar, walaupun hanya melalui Skype. Tapi ada satu hal yang ia pikirkan, hal itu mengenai keberadaan Sinar.

Dani mulai curiga kalau Sinar tidak berada di Indonesia. Suasana siang hari begitu jelas terlihat disana.

Apalagi, obrolan Aqsa dengan Sinar yang semakin memperkuat kecurigaannya.

"Tidur siang, setengah dua. Gua tadi ngobrol sama Sinar jam setengah delapanan. Tapi di sana jam setengah dua siang," monolog Dani

"Berarti, beda waktu enam jam." lanjut Dani

Dani langsung membuka handphonenya dan melihat beberapa negara yang waktunya berselisih enam jam dengan Indonesia.

Inggris, Irlandia, Namibia, Niger, Portugal, Kongo. Itu lah daftar nama-nama negara yang Dani temukan.

Tapi satu negara yang membuat hati nya yakin kalau Sinar berada disitu. Inggris.

Feeling-nya mengatakan kalau Sinar berada di London. Seperti yang pernah ia katakan, damai nya Sinar itu ya di London.

Dia langsung mencari kontak Adam dan menghubunginya. Namun sayang, tidak ada jawaban dari sana.

Tiga kali Dani menghubungi Adam, tapi hasilnya tetaplah sama. Akhirnya, Dani mengambil jaket dan kunci motornya. Dia harus ke rumah Adam saat ini juga.

Dani keluar dari kamar dan menuju garasi dengan sedikit berlari. Yang bisa Dani harapkan, semoga jalanan memihak kepada dirinya.

Mengapa Dani begitu terburu-buru? Dani berpikir, Sinar pasti beranggapan kalau dirinya sudah tau keberadaannya dimana. Lalu, Sinar akan memutuskan untuk pergi lagi ke negara lain, dan kembali menghilang tanpa jejak. Semua bisa saja terjadi bukan?

"Kamu harus kembali Nar!" Batin Dani

Dani mengendarai motornya seperti orang kesetanan. Jalanan seakan milik nenek moyangnya.

"Bangsat! Kenapa make macet segala!" Gerutu Dani

Dani melihat begitu banyak antrian kendaraan di depannya. Dan itu sama sekali tidak ada celah baginya untuk menyalip.

Dani berusaha untuk mengambil jalur alternatif, untung saja Dani lebih tau jalan ketimbang google maps.

Jalan yang dipilih Dani memang cukup ngeri. Jalanan yang sepi, dan pencahayaan yang kurang, memudahkan orang-orang jahat untuk beraksi.

Tapi, jalanan seperti inilah yang menjadi favorit Dani. Seketika, ia menjadi seorang pembalap Motor GP.

Sedikit lagi menuju jalan besar. Dani merasa ada yang mengikutinya. Sebenarnya, sudah dari tadi sih, cuman tidak ia hiraukan.

Hanya beberapa meter lagi dia ke jalan besar, namun, ada sebuah motor yang menghalangi jalannya.

Mau tidak mau, Dani pun berhenti. Ia membuka helmnya dan masih berpikir, siapa orang ini?

Tiba-tiba saja, suara knalpot motor kembali berdatangan, dan ini semakin banyak. Dani seperti terkepung sekarang.

Tidak ada ekspresi yang dapat ditunjukkan oleh Dani. Padahal, dia tengah berpikir.

Orang yang tadi menghadang Dani pun membuka helmnya. Dan ternyata, orang itu adalah rivalnya.

Haris, kalian masih ingat kan? Kejadian beberapa bulan yang lalu, yang Dani nyium Sinar itu loh.

Kali ini Dani kembali berurusan dengan Haris. Bedanya, dia sendirian, sedangkan Haris membawa kelompoknya.

Haris turun dari motornya, dan Dani pun melakukan hal yang sama. Keduanya saling melempar tatapan yang menusuk.

Miracle (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang