Part 4

1.6K 62 0
                                    

Sudah beberapa menit yang lalu Liana duduk di kelas.Keadaan kelas juga sepi hanya ada beberapa anak saja yang sibuk dengan urusan masing-masing.

Untuk beberapa kali Liana bolak balik menghadap depan,kiri,kanan,dan dia juga sesekali mencoret-coret bagian belakang buku tulisnya.Inilah kebiasaan Liana sejak SD kalau sedang merasa bosan.

Brakkk...

Ditengah kesibukan Liana mencorek-coret buku tak beralasan,tiba-tiba terdengar meja yang dipukul,sontak liana menatap kearah seseorang yang menjadi pelaku pemukulan meja.

"Bego,udah berapa kali lo ngagetin gue?"

"Gak tau,soalnya gue gak hitung dan gue juga suka buat lo kaget".

"Sialan".Liana melayangkan pandangan yang masih kurang bersahabat kepada Bela.

Disatu sisi kalau moodnya Liana lagi baik,dia memang akan selalu ramah dan murah senyum.Disisi lain kalau moodnya Liana buruk siap-siap aja yang cari masalah sama dia gak akan selamat dari amarah Liana.

"Lo ko gitu sih marah-marah terus.Udah gitu ninggalin kita di kantin".

"Udah Bel jangan diganggu dulu kalau gak mau kena semburan amarah dari Liana".

Dipihak lain Aliya yang sedari tadi hanya diam mulai bersuara sebelum mulut lemesnya Bela benar-benar merusak suasana hati Liana.

Aliya memang selalu melihat situasi dan kondisi kalau mau berjanda ria.Dalam situasi seperti ini tentu dia akan memilih diam dan bicara seperlunya.

"Dasar cerewet".Celetus Bela yang jelas didengar Liana maupun Aliya.

Belum sempat Aliya memprotes perkataan Bela,namun Bela sudah membuka mulutnya lagi.

"Na,maafin babang ganteng gue ya?".

Liana hanya menaikan satu alisnya dan menatap Bela yang berdiri disampingnya sebab bingung dengan ucapan Bela yang PDnya itu tinggkat dewa.Belum tentukan Aldi mau jadi babangnya.

Aliya yang sudah duduk manis disamping Liana mulai tertawa geli,sungguh kali ini Aliya tak menghiraukan Liana yang jelas-jelas masih menyimpan segudang amarah.

"Tunggu-tunggu lo bilang apa,babang.Emang dia mau".Tawa Aliya tak bisa di hentikan apalagi melihat wajah Bela yang mulai kesal.

***

Bel berbunyi nyaring disetiap sudut sekolah yang menandakan bahwa jam istirahat telah usai.

"Ehh udah bel,ke kelas yuk".Vero mulai bangkit dari duduknya dan menepuk pundak Aldi.

"Tumben lo mau masuk kelas,biasanya juga nongkrong lama-lama dikantin atau gak di roof top.Kesambet apaan lo".Ucapan ragu derdengar dari mulut Hima dengan spontan.

"Yaelah,gue lagi rajin kaya gini malah gak didukung".

"Abisnya kalo lo kaya gini pasti ada maunya kan".Aldi yang masih duduk ikut bersuata.

"Tapi emang bener sih"

Vero tersenyum kecil dan berulang-ulang menggaruk teengkuknya yang jelas tidak merasa gatal.

"Kali ini apa yang lo rencanain nyet?".Sebuah tangan Tama memukul bahu Vero hingga membuat cowo itu meringis sedikit merasa nyeri.

"Woyy,sakit nih".Vero menunjuk lengan kanannya kepada Tama.

"Udah buruan,basa-basi amat sih?".Celetus Bagus yang mulai penasaran.

"Jadi gini..".Kali ini Vero menggantung kalimatnya dan memajukan wajahnya ke hadapan sahabat-sahabatnya.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang