Part 8

1.3K 51 0
                                    

"Perhatian memang terkadang sulit untuk diduga kedatangannya.Perhatian bisa tertuju kepada siapa saja bahkan orang yang dibenci sekalipun"
____________________________________

"Al..."Suara familiar itu menembus gendang telinga Aldi.

Aldi yang tersadar akan suara itu segera merubah posisinya dan melihat seorang gadis tengah berdiri di ambang pintu gedung ini.

Di lain sisi,gadis itu merasa kikuk setelah memanggil Aldi dengan lantangnya,sehingga tatapan mereka menuju gadis tersebut.

"Ngapain lo?".Tanya Aldi sambil berjalan menuju gadis itu berdiri.

"Anu itu,em".Ucap gadis itu tak jelas sambil memutar bola matanya kebingungan harus memulai dari mana dia akan berucap.

"Hai cantik".Goda Vero dengan nada genitnya.

Panggilan Vero itu tak luput dari pandangan Tama,Hima,dan Bagus yang masih terdiam.Sedangkan Aldi yang berada didepannya langsung mengangkat tangan kanannya diudara seolah berkata "diem lo".

"Ngomong yang jelas".Sinis Aldi.Matanyapun tak pernah beralih ke sisi lain,dia setia menatap manik mata gadis yang kini entah kenapa menegang oleh tatapan Aldi.

"Lo dipanggil Bu Renita suruh ikut pelajarannya".

Jawaban yang keluar dari gadis itu sontak menjadi bahan tawa dari mereka kecuali Aldi dan Liana sendiri.

"Huaahaaa.Gue kira mau ngomongin apa sampe muka serius gitu,eh ternyata disuruh kekelas lo Al".Teriak Tama dengan diselingi tawa.

"Lo juga,bego".Ucap Liana dengan menatap Tama tajam karena mulai kesal.

"Huahaaa.Tuh dengerin nyet".Kata Hima sambil memukul kepala Tama.

Mereka kembali tertawa terbahak-bahak yang kini bukan mengarah ke Aldi melainkan Tama,apalagi setelah melihat ekspresi jelek dari Tama.

"Gak usah dijelek-jelekin nih muka,kasihan udah jelek tambah jelek entar".Sahut Bagus sambil mengusap wajah Tama kasar yang diiringi tawa mereka lagi dan lagi.

"Bacot lo semua".Bentak Aldi tiba-tiba yang mampu membuat mereka terdiam seketika.

Dengan segera,Aldi menggengam tangan Liana paksa dan mengajaknya menuju kelas mereka.

Liana yang kaget hanya menurut,entah kenapa jantungnya memompa darah begitu cepat ketika tangan Aldi menyentuhnya,seperti ada aliran listrik yang mengalir ditubuh Liana.

Aldi juga merasakan hal yang sama dengan Liana hanya saja dia lebih pandai menutupi gugupnya ketimbang Liana.

Tama yang tertinggal,langsung berlari mengejar  mereka.

Flashback on

Bel sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu.Liana dan sahabatnya sudah duduk manis di kelas sambil menunggu guru.

"Assalam mu'alaikum anak-anak".Tiba-tiba suara keras itu menggema di ruangan tersebut.

Seluruh murid yang tengah bergosib menghentikan aktifitasnya,sedangkan yang sedang jalan mondar-mandir dikelas langsung menuju tempat duduknya masing-masing.

Bagaimana tidak,guru ini adalah guru Bimbingan Konseling atau lebih sering disebut BK.Guru ini salah satu guru terkiller disekolah ini,namanya adalah Bu Renita Andayani.

"Wa'alaikum salam bu guru".Sahut mereka kompak dengan wajah yang mulai menegang.

"Baik anak-anak saya akan melanjutkan materi tentang konseling,sebelum itu ibu mau tanya siapa yang saat ini tidak ada dikelas?".Tanya Bu Renita seraya matanya menelusur dari kanan sampai kiri.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang