Part 63

685 31 0
                                    

Kinara tengah duduk disalah satu caffe terkenal di sekitar sekolahnya. Dia duduk dengan tenang meskipun dia tau nanti setelah pulang sekolah dia akan mendapat ceramah gratis dari orang tuanya karena lagi-lagi dia pergi tanpa seseorang yang mengawasinya.

Sepulang sekolah tadi dia memang berjalan diantara kerumunan para siswa yang keluar dari gerbang sekolah dengan tujuan agar yang menjemputnya tidak melihat kehadirannya sehingga dia bisa jalan-jalan tanpa ada yang mengawasinya.

Berlebihan memang jika kemana-mana harus ada yang mengikutinya, tapi bagaimana lagi itu sudah keputusan bulat dari sang ayah yang pasti tidak bisa diganggu gugat lagi oleh siapapun.

Diminumnya semuah jus buah apel yang ada dihadapannya dengan fokus menatap kearah luar sana dimana banyak kendaraan yang berlalu lalang.

"Lo disini?"

Kinara sempat terkejut karena mendengar suara seorang gadis yang sangat dia kenali itu. Kepala Kinara memutar untuk melihat gadis yang sudah duduk dihadapannya ini.

"Kak Kiran." Ucapnya setengah tidak percaya.

"Lo pasti kesini tanpa sepengetahuan orang rumah kan?" Kinara hanya bisa tersenyum simpul yang membuat Kiran sedikit berdecak. Kiran dan Kinara adalah saudara jauh dan sejak kecil Kinara memang dekat dengan Kiran.

Membahas Kiran, dia kini kuliah di salah satu universitas di Bandung, dan yang pasti dia telah melupakan Aldi sepenuhnya setelah kejadian lama disekolah itu dimana dia merasa sangat malu. Setelah itu dia tidak lagi berurusan dengan Aldi maupun Liana karena dia merasa percuma saja melakukan itu semua toh tidak akan ada manfaatnya yang ada dia akan malu seperti waktu itu.

Kini dia benar-benar tidak dendam atau apapun itu kepada Liana, karena dia sadar apa yang telah dilakukanmya itu adalah kesalahan, dan seorang yang telah menyadarkannya adalah Wahyu.

Lelaki yang bernama Wahyu itu adalah teman sekelasnya waktu itu dan ternyata lelaki itu menyukainya disaat Kiran sendiri masih bersikap bar-bar yang masih suka akan membully, tapi lelaki itu tidak memandang Kiran seperti orang lain bahkan lelaki itu berhasil merubahnya menjadi lebih baik lagi bahkan mereka sudah menjalin hubungan sudah setengah tahun.

"Kakak bukannya di Bandung?"

"Gue kangen sama Jakarta jadi disinilah gue, pulang ketanah kelahiran."

Kinara tersenyum mengoda kearah Kiran. "Kangen Jakarta apa kangen kak Wahyu."

"Dua-duanya sebenarnya." Kekeh Kiran yang membuat Kinara tertawa.

"Sekarang keadaan lo gimana?"

Kinara berhenti tertawa setelah mendapatkan pertanyaan itu dari Kiran. Kiran memang sudah mendapat kabar jika beberapa hari yang lalu Kinara baru saja pulang dari rumah sakit. "Gue udah baikan kok kak."

"Lo harus matuhin aturan om sama tante itu juga demi kebaikan lo kan, jangan malah kabur-kaburan kaya gini."

Kinara tersenyum , dia kabur dari penjagaan ayahnya memang bukan untuk satu dua kali tapi sudah berkali-kali ini. "Gue cuma pengin jalan-jalan tanpa pengawasan aja kok kak."

"Gue tau, tapi lo kan bisa ajak sahabat lo itu kalo gak mau sama suruhan bokap lo."

"Gue gak mau terlalu ngrepotin dia kak."

"Lo mah ngeyel kalo diomongin."

Kinara tertawa, dia memang seperti ini disaat dia merasa lelah dan bosan jika terlalu dikekang oleh orang tuanya.

Ting...

Suara lonceng terdengar ketika pintu masuk terbuka membuat perhatian Kinara dan Kiran teralih ke pintu masuk caffe ini.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang