Part 35

847 32 2
                                    

Setiba dirumah,Aldi segera merebahkan tubuhnya ditempat tidur.Bagaimana bisa Aldi seperti tak bisa bernapas saat berada dirumah Liana.Aldi bertekad setelah hari ini dia harus persiapan mental dahulu sebelum masuk kerumah Liana.

Aldi menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa hitam putih.Menyakinkan hati sepenuhnya bahwa keputusannya takan membuatnya maupun Liana menyesal suatu saat nanti.

Aldi terus melamun sampai tidak menyadari bahwa sudah ada beberapa makluk yang masuk kedalam kamarnya.

Salah satunya mengambil bantal sofa yang ada di kamar itu lalu menimpukannya kewajah Aldi.

"Anjir".Teriak Aldi dan langsung bangkit dari tidurannya.

Aldi menimpuknya balik kearah Vero yang tersenyum seperti orang gila.

"Anjing".Teriak Vero yang memang tak bisa menghindarinya.

Aldi duduk diatas tempat tidur,sedangkan keempat lainnya berpenjar dari yang duduk di atas sofa maupun di atas karpet kamar Aldi.

"Ngelamunin apaan sih lo,sampe gak nggeh kalo kita dateng?".Tanya Tama.

"Iya.Lo juga mau ngomongin apa sampe kita disuruh kesini dan gak ngumpul sama anak-anak lainnya?".Timpa Hima yang sufah penasaran.

Aldi menarik napasnya dan membuangnya pelan seolah itu bisa membuat dirinya merasa baikan.

"Gue mau nembak Liana".

Beberapa detik kemudian tak ada suara lagi.Mereka terlalu terkejut atas penuturan Aldi yang tak ada angin,tak ada hujan Aldi membahas ini.

Sekitar 10 detik keheningan dan wajah mereka yang menatap Aldi dengan cengo,akhirnya mereka memberikan suara yaitu dengan tertawa puas.

"Hahaha,anjir.Hari gini baru mau nembak.Kemana aja lo beberapa bulan ini?".Ucap Bagus dengan memegangi perutnya tak kuat.

"Hahaha,woy terus napa ngomongnya ke kita gak ke anaknya langsung".Cerocos Tama tak kalah terkejutnya.

"Argh,kenapa punya sahabat pada gini semua sih.Yang jelas gue pengin kalian kasih ide puat acara itu".

"Ok,ok".Hima menarik napasnya untuk menghentikan tawanya.

"Lo mau gimana hah,buat nembak dia?".Lanjut Hima mulai serius.

"Bukannya mau berlebihan tapi gue pengin yang gak mungkin dilupain sama siapapun,bahkan satu sekolah mengetahuinya dalam detik itu juga".Kata Aldi kepada mereka.

"Lo yakin?gak takut ditolak gitu?".Tanya Hima dengan dahi yang berlipat-lipat.

"Ngapain takut gue yakin dia gak bakal nolak".Yakin Aldi kepada dirinya sendiri.

"Kenapa bisa yakin kaya gitu?".Tanya Vero serius.

"Gak ada alasan,yakin aja".Jawab Aldi tanpa beban.

Bagus dan yang lainnya geleng-geleng kepala.Mereka seolah tak percaya jika lelaki yang berada dihadapannya adalah Aldi yang sama.

Mereka mulai mendekati Aldi dan mulai berdiskusi mengenai bagaimana cara mengungkapkan perasaannya.

Mereka mulai serius menyusun rencana sematang mungkin dan sekiranya tidak akan melibatkan para guru.

***

Liana memandang dirinya kearah cermin rias yang berada di kamarnya untuk melihat penampilannya sendiri.

"Okk,ini udah pas gak terlalu berlebihan".Ucap Liana kepada dirinya sendiri.

Liana melangkah meninggalkan kamarnya menuju kebawah untuk berpamitan kepada orang tuanya.

"Mah,pah,Liana mau keluar bentaran ya".Ucap Liana yang sedikit berteriak saat menuruni anak tangga dengan sedikit berlari.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang