Part 17

1.1K 50 0
                                    

Jam istirahat sudah berbunyi namun Liana masih bertahan dikelas bersama sahabatnya menunggu seseorang,namun yang ditunggu tak kunjung datang.

"Tuh anak lama bener sih".Gerutu Bela sambil melirik benda yang melingkar di pergelangannya.

"Gue telepon dulu yah,suruh langsung ke kantin aja".Usul Clara yang dibalas anggukan mereka.

"Gak usah repot-repot gitu dong".Ucap seseorang yang sudah berdiri di depan pintu.

"Ya ampun,lo kemana aja Ra,lumutan nih kita nunggu".Kata Aliya yang sudah bosan menunggunya.

"Hehee,maaf yah.Abisnya gue disuruh keruang guru dulu sih".Jawabnya sambil berjalan menghampiri Liana dan yang lainnya.

"Oh yah,ko gue tadi liat cowo yang persis David yah.Apa mata gue yang rabun?".Tanya Tiara dengan menyentuh kedua matanya.

Liana yang mendengar nama itu disebut merasa hatinya tak tenang lagi.

"Bego".Aliya menjitak kepala Tiara.

"Aw sakit anjir.Eh maaf Na,gue salah ngomong yah?".

"Lo gak salah ko Ra".Jawab Liana sambil tersenyum getir.

"Mata lo itu gak rabun,emang kenyataannya dia disini,sekelas sama kita pula".Celetuk Bela yang membuat mata Tiara melotot seketika.

"Kalo gini mah namanya kiamat.Lo tenang Na,kita bakalan selalu waspada siap siaga".Kata Tiara dengan mengusap lengan Liana.

Liana terkekeh geli mendengar penuturan sahabatnya itu."Iya iya.Makasih yah".

"Ayolah kita mau ngrumpi disini apa mau ke kantin.Cacing di perut gue udah pada demo nih".Protes Bela yang mulai mengusap perutnya.

"Lebay lo,ayo".Ajak Clara yang sudah melingkarkan sebelah tangannya keleher Bela.

Bela mengikut langkah Clara yang menarik lehernya,dan yang lainnya mengekor dibelakang sambil terkekeh geli.

"Bego lo mau bunuh gue hah?".Tanya Bela,namun tak dihiraukan Clara dan terus berjalan menuju kantin.

"Eh tunggu,gue mau ke toilet dulu".Lanjutnya sambil melepaskan rangkulan Clara dari pundaknya dengan kasar.

"Aw,lo kok gak bisa lembut sih?".Ucap Clara yang sudah mengusap tangannya.

"Alah lebay lo".Tutur Bela.

"Mau ditemenin gak Bel?".Tanya Liana.

"Gak usah,kalian kekantin aja dulu,nanti gue langsung kesana.Bye".Bela menjawab ucapan Liana dengan nadabyang sedikit aneh ditelinga Liana.

Kalau tidak salah kira,Bela menyembunyikan sesuatu terhadap sahabatnya.Entah apa,namun Liana melihat wajah gugup Bela.Bela tak pernah bersikap seperti ini,bahkan ketoilet saja dia pasti meminta salah satu sahabatnya untuk menemani,nah sekarang?apa ada kesalahan dalam pemikirannya?.

Bela melenggang pergi sendiri kearah toilet yang berada dilantai bawah.Yang lainnya menatap Bela dengan tatapan aneh.

"Tuh anak tumben mau ketoilet sendirian?".Kata Aliya yang memecahkan lamunan yang lain.

"Iya ini seumur-umur lho".Sahut Tiara yang bingung juga.

"Kok,gue berasa ada yang disembunyiin yah".Celetui Liana yang masih setia menatap punggung Bela.

"Udahlah jangan nething,ke kantin aja yuk!".Ajak Clara yang mulai menarik lengan Liana kearah yang berlawanan dengan Bela tadi.

"huftt,untung-untung".Bela menghembuskan nafasnya pelan ketika sudah bersembunyi dibalik tembok disamping tangga.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang