Part 15

1.1K 44 0
                                    

"Tanpa sengaja dan niat mungkin kita pernah melukai hati sahabat.Dengan kejujuran,persahabatan akan menjadi lebih kuat lagi meskipun kejujuran itu melukai salah satunya.Dan persahabatan yang baik adalah persahabatan yang tidak membiarkan seorang lelaki menjadi penyebab kehancuran persahabatan"
____________________________________

"What,gila-gila.Itu mah Aldi bener-bener naksir lo Na".

"Husst...Gak usah teriak-teriak kali,udah malem ini".Tangan kanan Liana membekap mulut Aliya sedangkan telunjuk tangan kirinya menempel dibibir Liana sendiri.

Mata Liana mendelik kearah Aliya,kemudian dengan perlahan tangan yang membekap mulut Aliya turun."Emang suka kelepasan gue,terus gimana?".

"Ya elah,gue kesini juga mau tau pendapat lo,malah lo tanya balik".Ucap Liana sambil memijit keningnya pelan.

"Kalo gue sih yes yes aja.Asal itu bisa buat lo bahagia".

"Bukan itu yang gue pikirin Al".Kata Liana sambil mengacak rambutnya.

"Apa iya gue bakalan bahagia diatas penderitaan orang lain?".Lanjut Liana.

"Lah terus apaan dong?".

"Kalo lo lupa biar gue ingetin kalo Bela suka sama Aldi,lemot".

"Ya ampun gue baru inget,jadi cinta segi tiga dong ini mah ceritanya".

"Gini aja,lo ngomong baik-baik sama Bela,karna menurut gue Bela walaupun gitu-gitu tapi lebih doyan kejujuran langsung dari mulut lo dari pada tau dari orang lain".Lanjut Aliya sambil memegang kedua bahu Liana yang tertunduk lesu.

"Dan gue tanya sama lo,lo suka sama Aldi?".Tanya Aliya tepat sasaran seraya menyentuh dagu Liana.

Bahu Liana bergetar saat menjawab pertanyaan Aliya."Gue belum tau,tapi gue nyaman sama Aldi".Aliya berusaha menenangkan Liana dengan memeluk tubuh itu.

Aliya tau,akhir-akhir ini Liana dekat dengan Aldi.Tak seperti dulu ketika Liana membenci sosok Aldi,bahkan dulu mendengar suara lelaki itupun membuat Liana geram sendiri,sedangkan sekarang,sekarang semua berbanting terbalik.

"Gue ta-takut kalo Be-Bela benci sama gue Al,hikss...Hikss".Ucap Liana seraya masih menangis dipelukan Aliya.

"Gue bakal bantu lo Na,jadi mending sekarang istirahat".

Liana melepaskan pelukannya dari Aliya,dan mengangguk.Kemudian Liana mulai membaringkan tubuhnya.Tak butuh waktu lama Liana sudah tertidur pulas.

"Yang salah disini bukan lo Na,tapi kondisi yang tidak tepat.Gue selalu dukung lo Na,dan gue yakin Bela gak akan marah apalagi ngebenci lo".

***

Pagi yang cerah ini Liana sudah berada disekolahnya.Pagi buta tadi Liana menyempatkan diri pulang kerumah hanya untuk mengambil buku dan menaruh baju yang digunakan semalam.

Liana kini tengah berada di parkiran sekolah,setelah memarkirkan mobilnya.

Di tempat ini,Liana melihat sosok Aldi dan teman-temannya sedang bercengkrama sambil duduk-duduk diatas motor.Liana juga melihat kesekelilingnya terdapat banyak sisiwi yang memandangi segerombolan Aldi sambil berbisik-bisik dan ada juga yang tersenyum.

Setelahnya Liana memandang Aldi lagi,dan ternyata Aldi tengah menatap Liana.Hanya beberapa detik interaksi mata mereka terjadi karna kini Liana memutuskan kontak mata tersebut dan memilih meninggalkan parkiran.

Liana berjalan menelusuri koridor kelas sampai akhirnya ada yang menyenggol bahunya kasar.

"Awww".Pekik Liana yang sudah menabrak tembok disampingnya.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang