Part 54

739 36 0
                                    

Aldi menggerang kesal melihat keadaan kamarnya saat ini, padahal kamarnya hanya dia tinggal beberapa saat saja tapi sudah berubah wujud saat dia kembali.

Ditatapnya tersangka yang melakukam ini dengan tajam, sedangkan mereka para tersangka hanya senyum-senyum kearah Aldi.

"Kalian ngapain sih?" Tanya Liana sambil masuk kedalam kamar Aldi.

Bagaimana Aldi dan Liana tidak terkejut saat melihat wujud kamar Aldi yang sudah seperti kapal pecah saja. Bayangkan, bantal, guling, selimut sudah berada dilantai, jangan lupakan banyak bungkus makanan ringan yang berceceran di tempat tidur, sofa, dan lantai.

"Kita cuma bantu renovasi kamarnya Aldi doang kok." Balas Vero tersenyum, senyum yang sangat menjengkelkan untuk Aldi.

"Gue gak mau tau, bersihin ini semua."

Terlihat Clara berdecak kesal diatas sofa itu. "Yah kok kita sih, mereka para lelaki nih yang buat ulah."

"Apalah daya lelaki yang selalu salah dimata para gadis."

Plukkk...

Vero meringis saat sebuah bantal sofa Hima lempar kearahnya. "Sok dramatis."

"Gue gak mau tau, kalian harus beresin kekacauan ini." Tutur Aldi lagi dengan tegas.

Mata Liana memutar, sahabatnya ini memang sangat keterlaluan tapi tiba-tuba matanya menangkap objek yang sangat dia kenal, Liana bingung kenapa dia ada disini. "Renald?"

Merasa ada yang memanggilnya membuat lelaki yang tak lain adalah Renald menatap Liana dan tersenyum. "Kita ketemu lagi Liana?"

"Kita semua memutuskan untuk berdamai seperti apa yang kamu katakan dan inginkan." Ucap Aldi yang tersadar Liana tengah kebingungan.

Liana menatap Aldi dengan mata yang berbinar-binar. "Benarkah? Ini kabar yan sangat baik."

Aldi tersenyum, dia mengacak rambut Liana karena gemas melihat reaksi Liana yang begitu senang mendengar kabar ini.

Renald berdiri dari duduknya di tepi kasur Aldi dam dia berjalan menghampiri Liana beserta Aldi.

Liana mengerutkan dahinya saat melihat tangan kanan Renald terulur kearahnya dengan senyum lelaki itu yang sangat manis. "Gue minta maaf karena dulu gue pernah mau nyelakain lo."

Liana sempat terkejut, tapi dia juga segera menerima uluran tangan itu untuk sesaat. " Gak papa kok, udah gue maafin dan semua itu terbayar karena kalian udah baikan."

Renald sempat tertawa, dia juga tidak percaya hari ini telah datang dimana rasa benci yang dia tanan dari dulu menyusut seketika bahkan sampai hilang tak tersisa. "Ini juga berkat lo."

Aldi berdehem, menyadarkan para sahabatnya dan juga sahabat Liana yang tengah memperhatikan obrolan antara Liana dan Renald. "Jangan lupain kalian harus beresin kamar gue."

"Yahhhh." Ucap mereka kompak memprotes ucapan Aldi.

***

Aldi duduk di sofa kamarnya bersama Liana yang berada disampingnya. Dia melihat para sahabatnya tengah kelelahan setelah membereskan kekacauan yang mereka buat sendiri membuat kamar Aldi sudah rapi dan bersih kembali.

"Maurin kenapa gak ikut?" Tanya Liana yang membuat seluruh pasang mata mengarah kepadanya.

Terlihat Renald yang tengah menutup matanya dengan bersandar di kepala ranjang Aldi segera membuka kelopak matanya untuk menatap Liana.

"Dia akan kembali ke Austalia."

Mendengar kalimat itu sontak membuat perhatian kini terarah kepada Renald yang menatap lurus kedepan.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang