Part 52

754 28 0
                                    

Sorry untuk kesalah autor yang gak disengaja. Autor baru sadar kalau part 24 itu sama kaya part 23 jadi part 24 autor hapus aja . Autor juga kurang paham kenapa jadi ada dua kaya gitu. Jadi story ini setelah part 23 langsung ke 25 yah. Maaf banget ...😰😨😧🙇🙇🙇

Vote dan komen ...😉😉😉

***

Pagi hari ini seluruh anggota Galboy berkumpul di kantin sebelum bel masuk berbunyi. Aldi mendengar ada anak Galboy yang memukul anak Ivater, itulah yang membuat Aldi memerintahkan anggota Galboy berkumpul sekarang.

Kini Aldi tengah duduk dihadapan seorang siswa kelas sepuluh yang telah berkelahi dengan salah satu anggota Ivater. "Bisa dijelasin?" Tanya Aldi kepada siswa itu yang jika tak salah namanya adalah Angga.

"Malem itu gue lagi jalan sama cewek gue dan ketemu sama beberapa anak Ivater. Dia coba ganggu cewek gue dan yang jelas gue gak bisa diam aja."

Aldi menghembuskan napasnya, jika seperti ini terus bagaimana kedua perkumpulan itu akan berdamai. Jujur Aldi sangat menginginkan perdamanain itu karena dia tidak mau selalu dihantui oleh musuh-musuh yang sebenarnya tidak diinginkannya.

"Dan lo langsung kepancing emosi gitu?" Tanya Aldi datar.

Angga hanya diam mendengar pertanyaan Aldi itu.

"Gue harus bilang berapa kali sama kalian, tahan emosi kalian kalo kalian lagi berhadapan dengan lawan yang banyak apalagi kalo sendirian. Dan liat kondisi lo sekarang, kalo malem itu gak ada anak Galboy lainnya yang lewat lo bakalan abis sama mereka."

Semuanya diam mendengar amarah Aldi kali ini, tidak ada yang berkutit bahkan sahabat Aldi juga diam semua.

"Pulang sekolah siap-siap gue yakin Renald bakalan kesini." Ucap Aldi datar dan langsung bangkit berdiri untuk melenggang pergi dari kantin.

"Apa yang dikatakan Aldi bener, jadi sepulang sekolah jangan ada yang pulang dulu. Kita kumpul lagi nanti." Ucap Hima yang disetujui oleh semuanya.

"Ya udah, sekarang semuanya bubar dan jangan ada kesalahan kaya semalam." Timpa Tama memperjelas penuturan Aldi tadi.

Semuanya mengangguk dan pergi menuju kelasnya masing-masing terkecuali sahabat-sahabat Aldi.

"Gue rasa Aldi banyak pikiran."

Semuanya mengangguk setuju akan ucapan Bagus.

"Iya, gak biasanya Aldi langsung marah kaya tadi." Imbuh Vero.

"Ya udah lah, kita harus siap-siap pulang sekolah nanti kayanya Renald gak akan diam aja liat anak buahnya dipukulin." Ucap Hima.

***

Aldi duduk menyendiri di rooftop sekolah, berulang-ulang dia menghembuskan napasnya kasar berharap masalahnya segera hilang bersama napas yang dia hembuskan.

Semuanya sudah dia ketahui kemarin, alasan masa lalunya pergi, keaalahpahaman yang dia lakukan.

Bahkan setelah mengetahui semuanya Aldi belum juga meminta maaf kepada Maurin, bahkan dia bingung seperti lupa bagaimana mengucapkan kata maaf.

Benar kata Liana, berdamai dengan masa lalu akan lebih baik daripada menyimpan benci dan dendam yang tidak ada gunanya justru menambah penyakit dan dosa.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang