Part 70

678 30 0
                                    

Duhhh, gak terasa udah part 70 aja yah dan masih sama sebenarnya yang respon cerita ini sedikit banget pake B-A-N-G-E-T yah. Cuman gimana lagi aku keras kepala, dan maunya cepet cepet namatin ini cerita.

Target tamatnya gak tau mau sampai berapa part, cuma sebelum akhir desember aku udah nargetin supaya semua cerita aku kecuali (L'AMOUR DE GABRIEL) udah tamat karena dibulan januari kedepan aku sibuk pake B-A-N-G-E-T karena aku udah kelas 12 guys bentar lagi lulus 😍😋

Penginnya fokus sama belajar gak yang lain-lain, tapi gak tau juga sih kan hayalan seringnya berbanding terbalik sama kenyataan kan? 😊

Udah lah langsung ke ceritanya, happy reading (kalo ada yang baca) 😥

***

Aldi berjalan cepat, tapi sepertinya lebih terlihat tengah berlari menerobos orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya. Tujuannya sekarang hanya satu, bodoh amat dengan orang-orang yang dia tabraki sejak tadi.

Disaat dia telah dekat dengan tujuannya, Aldi menyempatkan menghirup udara sebanyak-banyaknya saat dadanya naik turun akibat lari tadi.

Ceklek

Pintu telah terbuka, Aldi dapat melihat seorang gadis cantik tengah berbaring lemah disana ditemani oleh kedua orang tua gadis itu.

"Kak Aldi." Bibir pucat itu mengeluarkan suara lemah disaat siempunya melihat sosok Aldi yang tengah berjalan menghampirinya.

"Iya gue disini, gimana keadaan elo?" Aldi bertanya dengan menggengam tangan dingin itu.

Gadis yang dibagian kepalanya dililit perban dan bagian hidung yang dipasang dengan selang oksigen menatap nanar Aldi yang berdiri didepannya. "Kepala aku sakit saat berusaha ngingat sesuatu."

Aldi menghela napasnya pelan mendengar alasan dirinya dipanggil untuk kesini. "Gue udah bilang kan, jangan dipaksain atau lo yang akan tersiksa nantinya."

Gadis itu menggeleng lemah, menolak ucapan Aldi. "Aku cuma pengin ngingat kakak, masa aku cuma inget kakak adalah orang yang aku cintai kan gak mungkin cuma itu aja yang aku alami dulu."

Aldi menatap pria dan wanita paruh baya yang masih terdiam sambil menatap putrinya tersebut. "Kita udah nasehatin, tapi dia tetap keras kepala." Ujar wanita paruh baya tersebut dengan tersenyum kecil padahal dalam hatinya rasanya sangat menyakitkan melihat anak semata wayangnya seperti ini.

Aldi mengangguk, dia kembali menatap gadis itu. "Lain kali dengerin omongna orang tua lo yah, dan omongan gue. Ini semua juga demi kebaikan lo."

Gadis itu tersenyum mendapat sentuhan lembut dari Aldi dibagian kepalanya yang diperban. "Apa kakak dulu udah jadi pacar aku yah?"

***

Aldi duduk termenung disalah satu kursi depan ruang inap gadis yang tadi dia temui. Aldi tadi segera melangkah keluar disaat pertanyaan yang jelas tidak bisa dia jawab itu terlontar dari gadis yang masih lemah itu.

Punggung Aldi dia sandarkan pada sandaran kursi panjang itu, kepalanya juga mendongak keatas memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah ini.

Pikirannya juga berkelana kepada kejadian satu minggu yang lalu. Andai hal itu tidak terjadi, sudah pasti Aldi terhindar dari keadaan membingungkan ini.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang