Part 64

709 35 0
                                    

Senyum manis Liana terbit disaat dia menemukan orang yang dia cari sejak tadi ternyata sedang duduk disalah satu tribun penonton dengan memakai sebuah kaos tanpa lengan, dan tidak lupa ada bulir keringat yang membasahi tubuh dan wajahnya.

Kaki Liana melangkah untuk menghampiri Aldi yang tengah meneguk sebuah minuman dalam kemasan, sepertinya Aldi baru saja selesai bermain basket.

Disana Liana hanya melihat ada Aldi saja, entah kemana kedua sahabat lelaki itu dan tim basket lainnya, mungkin mereka sudah menuju ke kantin.

Langkah Liana terhenti disaat dia melihat seorang gadis yang sudah duduk disamping Aldi dengan sedikit ragu.

Dan dari sini Liana dapat melihat jika gadis itu memberikan sebuah kotak bekal kepada Aldi membuat Liana penasaran sampai akhirnya memilih untuk menghampiri mereka berdua.

"Hay Nar." Liana menyapa Kinara membuat Kinara maupun Aldi menatap Liana bersamaan.

Liana tersenyum singkat dan dia segera memosisikan untuk duduk disamping Aldi yang masih kosong. 

"Eh kak Liana." Kinara sempat terkejut akan kehadiran Liana bahkan sekarang dia merasa canggung berada diantara mereka.

Kinara menyodorkan sebuah kotak bekal yang masih dia pegang kepada Liana seperti yang dia berikan kepada Aldi tadi, dan Liana menatap kotak itu dengan alis menyatu. "Ini apa?"

"Itu nasi goreng kak, buatan bunda. Katanya nitip buat kak Aldi dan juga kak Liana karena udah nganter aku kemarin." Jelasnya yang membuat Liana mengangguk mengerti.

"Makasih yah, tapi sebenarnya ini ngrepotin loh."  Jawabnya dengan mengambil kotak yang disodorkan kepadanya.

"Gak juga kok kak."

"Sekali lagi makasih." Kini Aldi yang berucap kepada Kinara yang juga diangguki oleh Liana.

"Sama-sama kak. Kalo gitu aku permisi."

Dan setelah mengatakan itu, kini Kinara benar-benar pergi dari hadapan sepasang kekasih itu.

***

"Nar, bekal lo kenapa dikasih ke kak Liana?".

Kinara tersenyum, menampilkan gigi putihnya kepada Fia. "Gue gak mau dikira gimana kalo cuma ngasih bekal ke kak Aldi doang."

"Lah lo sendiri gimana?"

"Gue bisa makan dikantin kali Fi."

Sebenarnya bundanya membawakan bekal hanya dua yakni untuknya dan untuk Aldi karena bundanya tau jika dirinya menyukai Aldi, sosok yang menolongnya waktu itu. Mengatasnamakan bundanya dalam ucapan terimakasih karena telah mengantarnya kemarin hanyalah alibi Kinara agar dia mempunyai sebuah alasan untuk mengasih bekal itu kepada Aldi.

"Fi" Kinara memanggil sahabatnya dengan menggigit bibir bawahnya ragu. "Lo tau kalo kak Liana itu pacarnya kak Aldi?"

"Aduh."

"Eh lo kenapa? Makannya hati-hati dong." Oceh Kinara kepada Fia karena sahabatnya itu baru saja keseleo saat dia ingin melangkah menuruni sebuah undakan kecil dihadapannya.

Fia meringis antara sakit pada kakinya dan juga bingung harus menjawab apa atas pertanyaan Kinara. "Lo udah tau?" Suara Fia melemah saat memberikan pertanyaan itu.

"Yah gue udah tau, dan gue nyesel baru tau hal ini  sekarang. Kenapa gak sejak gue sekolah disini coba?

Fia meringis mendengar nada Kinara yang berubah sendu, berbanding terbalik dengan ocehannya tadi saat memarahi Fia. Dengan langkah yang sedikit pincang, Fia terus berusaha mengimbangi langkah Kinara.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang