EXTRA PART 4

2.1K 47 47
                                    

Mata Aldi mengerjap ketika merasakan sinar panas matahari yang menerpa wajahnya. Sinar tersebut masuk lewat ventilasi udara yang ada di kamar yang baru kemarin Aldi tempati.

Aldi mencoba melirik jam dinding yang ada di samping tempat tidurnya dan tenyata waktu sudah menunjukan pukul tujuh pagi.    

Sebelum bangun dari tempat tidurnya, Aldi sempat merenggangkan otot-ototnya sambil menghela napasnya pelan. Dan disaat kedua tangannya menyentuh kasur bagian kirinya, tangan kirinya justru mengenai sebuah benda.

Aldi bergerak untuk duduk diatas tempat tidurnya dan mencoba meraih sebuah kotak berwarna abu-abu yang tergeletak ditempat tidurnya. Aldi tahu kotak itu berisi apa, namun untuk keberapa kalinya sejak kemarin, Aldi kembali membuka kotak tersebut.

"Gue kangen." Batin Aldi setelah melihat benda-benda yang ada didalam kotak tersebut. "Gue harap cuma gue aja yang kangen, dia jangan." Lanjutnya sambil mulai meraih benda yang ada didalam kotak tersebut.

Aldi meraih sebuah bingkai foto yang berisi foto Liana. Saat Aldi masih di Indonesia, foto inilah yang selalu ada diatas nakas tempat tidurnya. Selain benda itu, didalam kotak tersebut juga ada sekumpulan foto Liana dan dirinya. Disana juga ada sebuah flasdick yang berwarna biru dan isinya sama seperti flasdick yang Aldi kasih kepada Liana.

Hubungan mereka memang telah berakhir dan Aldi sendiri juga memilih pergi dari sisi Liana. Aldi pergi dengan mengikut sertakan semua kenangan yang dia miliki dengan Liana. Benda itu bagi Aldi hanya sebuah kenangan yang akan dia simpan bukan dia lupakan. Kenangan inilah yang telah mengajarkannya banyak hal kepadanya, mengajarkan tentang pentingnya sebuah kejujuran dan keterbukaan dalam sebuah hubungan. Dan kenangan ini yang akan membuat Aldi belajar menjadi lebih baik lagi jika suatu saat nanti dia dipertemukan dengan takdirnya.

Tok... Tok... Tok...

"Aldi, cepat turun untuk sarapan!"

Aldi menghela napasnya, kemudian lelaki itu menatap sebuah pintu berwarna putih tersebut. Tadi itu adalah suara mamahnya, mungkin saja anggota keluarga yang lain sudah menunggunya di meja makan.

"Iya, mah. Sebentar lagi aku turun." Jawabnya sambil menutup kembali kotak yang masih ada di tangannya.

"Mamah, tunggu. Jangan lama-lama!" Ujar mamahnya yang kemudian terdengar langkah kaki menjauh dari pintu kamar Aldi.

Aldi tidak menyahut lagi, lelaki itu segera berdiri dengan kotak abu-abu tersebut yang dia bawa. Setelah sampai didepan lemari pakaiannya, Aldi segera membukanya kemudian memasukan kotak tersebut kedalamnya. Dia harap ini terakhir kalinya dia membuka kota tersebut. 

***

Liana berjalan melewati sahabat-sahabatnya yang masih terfokus kepada satu laptop yang ada didepan mereka. Sekilas saat Liana melewati mereka, Liana dapat melihat fotonya dengan Aldi yang tengah berpelukan. Sahabatnya dan juga sahabat Aldi kini berada di kamar Liana untuk melihat apa yang ada di flasdick yang dikasih Aldi kepada Liana.

Setelah Liana berdiri persis didepan sebuah nakas, tangan Liana terulur untuk membuka laci nakas tersebut.

Laci tersebut terbuka, dan Liana sempat terpaku melihat sebuah kotak berwarna biru yang belum dia buka sama sekali. Kotak tersebut adalah kotak pemberian dari Aldi untuknya.

"Gak mau kamu buka?"

Liana menatap kearah sampingnya, disana David sudah berdiri dengan pandangan yang diarahkan kearah kotak tersebut. David memang tahu jika kotak itu belum Liana buka sama sekali.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang