EXTRA PART 3

1K 37 3
                                    

Liana duduk terdiam dikursi belajarnya dengan pandangan yang terus terfokus kepada laptop miliknya yang sudah terbuka. Selain laptopnya, didepan Liana juga sudah ada sebuah kotak dan flasdick yang saat itu diberikan oleh Aldi lewat Renald.

Sudah satu hari berlalu semenjak kepergian Aldi dari Indonesia, dan baru kali ini Liana berniat mencari tahu semuanya lewat benda-benda perberian Aldi. Liana tahu jika semuanya sudah terlambat, tapi karena itulah Liana baru memberanikan dirinya.

Dengan tangan yang sedikit bergetar, Liana meraih flasdick tersebut dan memasangkannya pada laptop miliknya. Setelahnya, Liana hanya terdiam untuk sesaat. Rasanya masih menyakitkan seperti kemarin.

Sekilas mata Liana terpejam rapat sambil dirinya terus menghembuskan napasnya kasar. "Ayo, Na. Lo harus dapat jawabannya sekarang." Batin Liana sambil menekan-nekan keyboardnya dan mencari sesuatu di flasdick tersebut.

Liana nampak bingung saat hanya melihat satu file saja dengan judul 'Aku dan Gadisku'. Dengan gerakan pelan, akhirnya Liana membuka file tersebut.

"Aldi." Liana memanggil lirih nama Aldi disaat dia melihat banyak sekali foto-foto dirinya baik yang diambil sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan.

Dengan telaten Liana membuka foto tersebut satu persatu. Yang pertama kali dia lihat adalah sebuah foto sekitar satu tahun yang lalu, dimana Liana berada di rooftop sekolah bersama dengan Aldi. Itu adalah momen disaat Aldi menyatakan perasaannya kepada Liana.

Setelah membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melihat-lihat foto tersebut sampai pada foto terakhir, selama itu pula Liana harus menahan sesak yang begitu teramat karena banyak sekali foto dirinya yang selama ini disimpan oleh Aldi. Bukan hanya foto dirinya sana yang ada disana, namun ada foto kebersamaan Aldi dan Liana yang seingat Liana diambil oleh sahabat-sahabat mereka.

Satu foto yang sangat diingat Liana, yakni sebuah foto saat Liana dan Aldi berdansa diatas sebuah kertas. Itu adalah disaat perayaan ulang tahun sekolah mereka.

Liana sempat mengusap pelan pipinya yang dibasahi beberapa tetes air mata. Rasa terharu, senang, dan sedih, rasanya berkumpul menjadi satu dihati Liana sampai membuat dirinya menangis seperti ini. Liana tidak pernah menyangka jika Aldi masih menyimpan kenangan-kenangan mereka.

Pandangan Liana beralih kesebuah video, dengan penasaran akhirnya Liana membuka video tersebut.

Pertama yang dilihat oleh Liana adalah warna hitam, tanpa gambar, dan tanpa suara. Baru saja Liana akan mempause video tersebut karena dia kira itu video yang rusak atau semacamnya, namun niatnya diurungkan saat perlahan nampak sebuah tangan yang mulai menjauhi kamera.

Kini nampaklah Aldi yang berjalan mundur dan duduk disebuah kursi yang ada dibelakangnya. Liana mengenali dimana video ini dibuat, itu adalah tepat di taman belakang rumah Aldi. Liana hapal setiap sudut rumah Aldi.

"Liana."

Liana terdiam mendengar suara Aldi yang memanggilnya. Lelaki itu nampak menyunggingkan senyum.

"Kamu bersedia lihat video ini sampai selesai, kan?" Kata Aldi sambil masih tersenyum.

Aldi nampak menghela napasnya sesaat. "Maaf karena aku gak berani nemuin kamu secara langsung, karena aku udah gak bisa liat kamu sedih lagi." Katanya tersenyum getir. "Aku emang udah banyak melukai perasaan kamu, dan untuk itu aku minta maaf untuk kesekian kalinya." Lanjutnya dengan tatapan seriusnya.

"Lewat video ini, aku mau mengatakan semuanya. Semuanya yang selama ini gak pernah bisa aku katakan langsung."

Liana terus menunggu dengan sesekali jarinya mengusap layar laptopnya, tepat pada bagian wajah Aldi. Dia benar-benar merindukan Aldi.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang