Part 9

1.3K 52 0
                                    

Aldi memiringkan kepalanya."Gue gak bisa marah sama lo".Bisikan itu terdengar lembut ditelinga Liana.

Liana segera menghembuskan nafasnya pelan,Aldi juga mulai menjauhkan wajahnya dari samping kanan telinga Liana.

Dengan sedikit kasar,Liana mendorong tubuh Aldi kebelakang meskipun tak ada perubahan dari posisi Aldi.

Aldi tersenyum tipis melihat wajah Liana saat ini.

Aldi menurukan tangannya perlahan,dan berusaha menghirup oksigen yang terasa beberapa detik lalu tak dihirupnya.

"Lo blushing".Ledek Aldi yang masih menatap Liana.

Liana dibuat salah tingkah sendiri akibat pengakuan Aldi.Dengan segera,Liana menangkup kedua pipinya malu.

"Arggh kenapa nih pipi malu-maluin gue aja sih.Ngeselin banget".Liana merutuki pipinya sendiri yang tidak bisa diajak kompromi itu.

"Lo yah buat gue kesel muli,gak bosen apa?.Dan tadi ngapain deket-deket gue gitu,kan bisa ngomong dari jarak satu meter sekalian gak perlu dari jarak ka_".

Ucapan panjang lebar dari Liana terpotong setelah ada jari telunjuk yang menempel di atas bibirnya.Jari itu tak lain milik Aldi.

Liana dan Adi saling diam,mereka sedang berusaha menetralkan perasaannya masing-masing.Hingga beberapa detik kemudian Aldi mengucapkan sesuatu.

"Bawel".Ucapnya dengan nada sinis.

Hal ini sontak membuat Liana menepiskan jari Aldi dari bibir lembutnya."Kesel sendiri tau gak kalo ngomong sama Lo.Lebih baik kak usah ngomong sama gue sekalian daripada ngomong tapi buat kesel aja".

Liana menghentakan kaki kanannya ke lantai untuk menyalurkan kekesalannya,setelahnya dia melangkah pergi meninggalkan Aldi dan keluar perpustakaan.

"Lo lucu Na,apa mungkin gue mulai suka sama lo?".Tanya Aldi lirih setelah tak lagi melihat punggung gadis tersebut.

Tanpa disadari Aldi maupun Liana ternyata ada seseorang yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka dan juga mendengar umpatan yang keluar dari mulut Aldi setelah kepergian Liana.

Dibalik rak-rak tersebut,orang itu tersenyum kecil dan segera meninggalkan tempat itu.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi.Liana dan yang lainnya sedang memasukan berbagai alat tulis dari meja masing-masing.

Liana yang tengah sibuk,dikagetkan dengan sebuah tepukan dibahunya.

Jantung Liana sudah berdebar dan disaat dia ingin membalikan badanya Liana melihat Aldi berjalan keluar kelas.Berarti dugaan Liana salah,lalu siapa yang menepuknya tadi?

Tunggu,itu artinya Liana berharap tangan yang menepuk bahunya adalah Aldi?Apa tadi siang Liana salah makan?

"Na".Panggil seorang lelaki yang tadi menepuk pundaknnya.

Hanya mendengar suaranya saja,Liana sudah tau siapa yang memanggilnya.

"Apa lo?".Tanya Liana yang sudah menghadap lelaki tersebut.

"Tiara balik kapan?".Lelaki itu malah berbalik tanya kepada Liana.

"Lo yang pacarnya malah nanya gue".Ucap Liana sinis.

"Sensi banget sih lo Na".

"Hei suka-suka dia dong".Itu bukan suara Liana namun itu suara Bela yang sudah berdiri disamping Liana.

"Yaelah nyamber mulu lo.Gue serius nih,bantu gue dong Na dia lagi marah sama gue nih".Tama berbicara layaknya anak kecil yang meminta sesuatu.

"Heh,pea itu mah masalah lo.Kenapa juga Liana harus bantu lo".Bela kembali menyambar pembicaraan mereka.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang