Part 78

613 33 1
                                    

Perubahan kini sangat terlihat diantara persahabatan sahabat Liana dan juga Aldi. Biasanya mereka akan berkumpul disatu meja yang sama, namun setelah putusnya Tiara dan Tama semuanya berbeda, mereka tidak sedekat dulu karena mereka memilih menemani sahabat mereka yaitu Tiara dan Tama yang masih saling menghindar.

Liana melirik Tiara dengan tangannya yang sibuk memasukan siomay kedalam mulutnya. Liana tahu kini Tiara tengah melamun dengan pandangan yang mengarah kesatu titik yaitu Tama. Liana ingin tertawa sebenarnya, ketika dia menyadari ternyata cinta memanglah serumit kisahnya dan juga kisah Tiara.

"Dimakan Ra, semuanya bakalan membaik disaatnya!"

Tiara menatap Liana yang tengah tersenyum kecil dengan pandangan sendunya. Tiara tahu jika tak jauh dengannya, Liana juga merasakan kesakitan yang mungkin lebih darinya namun Liana ternyata masih lebih mampu untuk menyembunyikan rasa sakitnya itu.

Liana sendiri juga merasa seperti orang bodoh saja, dirinya dengan seenaknya menasehati orang lain padahal dirinya sendiri, didalam sana masih banyak kesakitan yang dia simpan dan berbagai pertanyaan yang tidak berujung mendapatkan sebuah jawaban.

"Kita tegar sama-sama yah, Na!"

Liana tersenyum mendengar kata itu terucap dari Tiara. Bagaimanapun juga ucapan tak semudah dengan tindakan, bukan?

"Na, makanan lo udah abis belum? Ke kelas aja yuk!" Aliya bersuara dengan dirinya yang berdiri dari duduknya.

Clara dan Tiara yang duduk disebelah Aliya juga mengangguk setuju. Sedangkan Bela menatap kesal kepada ketiga sahabatnya yang duduk disebrangnya. "Lo semua apa-apan sih, makanan gue masih setengah, enak aja main ke kelas." Ujar Bela dengan kesal.

Aliya memelototkan matanya kepada Bela, dan Clara hanya memutar kedua bola matanya malas, sedangkan Tiara menghela napasnya kasar.

"Udah lah, nanti gue ganti lima sekaligus. Gue lupa nih belum ngerjain PR bahasa Indonesia." Aliya berucap kembali dengan mata yang semakin menatap tajam Bela agar gadis itu tidak lagi banyak alasan untuk tetap bertahan di kantin ini.

"Sekarang gak ada pelajaran bahasa Indonesia, Al. Jangan berusaha bohongin gue!"

Aliya nampak terkejut mendengarnya. Diingat-ingat memang tidak ada pelajaran itu dihari ini, membuat Aliya merutuki ucapannya yang tidak dipikirkan terlebih dahulu.

Mereka semua terdiam, Bela yang sejak tadi protes juga terdiam. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan setelah ini.

Liana tersenyum kecut dengan tangan yang mengaduk-aduk minumannya. "Dibelakang, Kinara nyamperin Aldi kan?"

Mereka bertiga tersentak kaget mendengarnya, sedangkan Bela nampak bingung sebelum matanya membelalak tidak percaya dengan keberadaan Aldi di meja yang tak jauh dari meja yang mereka duduki.

"Na!" Keempat orang itu memanggil Liana lirih yang dibalas senyum sok kuat yang dimiliki Liana.

Liana tahu hal itu karena banyak bisik-bisik yang terdengar sejak tadi dan ternyata dugaannya benar, ini pasti ada hubungannya dengan Kinara dan Aldi terlebih dia mendengar bisikan dimeja sebelahnya yang mengatakan jika Kinara duduk didekat Aldi dengan senyum manis yang ditunjukannya.

"Gue kebal."

***

Kedua lelaki didepan Aldi menatap Aldi dengan tatapan bingungnya. Mereka juga sempat menatap satu sama lain sebelum menatap Aldi dan gadis yang ada disampingnya.

"Al!" Tama memanggil Aldi yang duduk dihadapannya.

Aldi hanya menatap Tama dengan kedua mata yang menutup sekilas seolah berkata jika semua nya tidak seperti apa yang mungkin tengah mereka pikirkan.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang