Part 57

666 42 1
                                    

Saat ini mobil Aldi tengah melaju membelah jalan raya ibu kota. Didalam mobil antara Aldi dan Liana juga tidak terlibat percakapan sama sekali hanya sebuah isakan dari Liana saja yang terdengar.

Aldi memaklumi itu karena dia tau Liana masih terkejut dan tidak menyangka akan ini semua sama halnya dengan dirinya.

Tangan Aldi terulur untuk mengusap puncak kepala Liana. "Jangan nagis lagi Na." Ucapnnya sebelum terfokus kembali ke jalanan.

Liana menatap Aldi dengan mata sembabnya, entah sudah berapa kali Aldi mencoba menenangkan dirinya dengan ucapan ataupun dengan tindakannya tapi tetap saja tidak membuat Liana tenang.

"Al, aku gak tau setelah ini akan gimana, aku, aku_."

Liana menghentikan ucapannya ketika dia sudah kehabisan kata-kata untuk mengutarakan perasaannya.

Aldi menghela napasnya. "Aku tau sayang, tapi kamu gak bisa kaya gini terus didepan dia. Sebentar lagi kita sampai dan aku harap kamu bisa mencoba untuk tegar dan beri kekuatan ke dia."

Liana mengangguk patuh, dia menarik napasnya dalam-dalam dengan punggung tangannya yang digunakan untuk menyeka sisa air matanya.

Mobil Aldi sudah berhenti didepan rumah seseorang, dan dengan ragu Liana turun dari mobil yang diikuti oleh Aldi.

Pandangan Liana terangkat menatap Aldi ketika tangan kekar lelaki itu menggengam tangannya. "Kamu bisa sayang."

Liana hanya mengangguk, dan mereka mulai melangkahkan kaki masuk ke rumah itu.

Disana, Liana melihat banyak orang yang sudah berkumpul dan pandangannya teralih kepada sosok gadis yang tengah duduk didepan pintu utama dengan pandangan kosongnya ditemani oleh seorang lelaki yang terus mencoba mengajaknya berbicara.

"Cla."

Mendengar panggilan itu membuat Clara mengangkat pandangannya dan melihat Liana sudah berdiri di hadapannya.

Clara hanya diam saja, dan dari jarak ini Liana dapat melihat mata merah Clara seperti habis menangis.

Beberapa detik setelah keterdiaman Clara, Clara bangkit dan segera menerjang untuk memeluk Liana.

"Liana, hikss."

Dengan mati-matian Liana menahan air matanya. Dia membalas pelukan Clara karena dia menyadari jika Clara dalam keadaan terapuh saat ini dan dia sedang membutuhkan seseorang untuk menyemangatinya.

"Dia-dia ninggaki gue, hikss. Dia ninggalin gue Liana, hikss."

"Husstt, lo yang tenang Cla, lo harus tegar."

"Gue gak bisa. Dia, dia jahat ke gue."

Liana diam dengan tangan yang terus mengusap punggung Clara. Dia tau Clara sedang dalam keadaan kacau saat ini. Tangisannya yang sangat memilukan bahkan bisa membuat siapapun yang mendengarnya akan merasakan kesedihan yang sama dengannya.

Vero, lelaki yang tadi menemani Clara bangkit dari duduknya saat menyadari tangis Clara yang pecah. Dia ingin menenagkan Clara tapi dengan cepat Liana mencegahnya dengan berucap tanpa suara. 'Biar sama gue.' Dan setelah itu Vero duduk kembali sedangkan Aldi terus menatap kedua gadis itu dalam diam.

***

Tubuh Aldi terasa kaku melihat apa yang ada didepannya, tapi setelah menyadari ada seseorang yang lebih menegang membuat dirinya perlahan menggenggam tangan mungil gadis disampingnya.

Aldi beserta Liana berjalan kearah pria paruh baya yang tengah menenangkan wanita paruh baya yang berada disampingnya.

"Tante." Panggil Liana yang membuat wanita paruh baya itu menatapnya.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang