Part 47

710 29 0
                                    

"Liana".

Liana mengangkat wajahnya menatap seseorang yang sudah duduk disebelahnya yang juga telah memanggilnya.

"Apa?".

"Aldi nyariin kamu dari tadi".Ucap orang itu.

Liana memutar kedua bola matanya,dia kembali merebahkan kepalanya diatas lipatan kedua tangannya.Sekarang dia berada di perpustakaan,tadi saat dirinya dan sahabatnya akan menuju ke kantin tapi Liana izin ke toilet terlebih dahulu,namun bukannya dia ke toilet justru dia pergi ke perpustakaan.

"Biarin aja Dave".

Lelaki itu adalah David,memang sejak kejadian di taman itu Liana mulai berusaha melupakan masa lalunya dan menjalani hubungan baru dengan David,hubungan pertemanan bukan yang lain.

David menghembuskan napasnya,matanya terus tertuju kepada Liana."Masalah waktu itu belum juga selesai?".Tanyanya ragu-ragu.

"Bahkan lo gak akan nyangka apa yang terjadi dan yang gue tau saat ini".Jawab Liana dengan suara kecilnya.

Mata David tak sengaja melihat ke arah pintu,setelah itu dia bangkit berdiri."Aku harap kalian bersikap dewasa dan selesaikan masalah kalian sebelum ada seseorang yang berharap lebih dari masalah ini".Ucapnya kemudian pergi meninggalkan Liana yang masih setia dalam posisinya.

Liana diam,bahkan saat dirinya mendengar langkah kaki yang mulai menjauhinya.

Pikirannya masih berkecamuk mengenai Aldi dan mantannya itu.Setelah mengetahui ini semua,Liana takut akan kehilangan Aldi,dia takut Aldi akan kembali lagi dengan Maurin.

Mata Liana terpejam saat dia merasakan usapan lembut pada kepalanya.Hatinya berdesir,jantungnya tak berdetak dengan normal karena Liana tau sosok itu adalah Aldi.Liana mampu mengenalinya hanya dengan wangi parfum lelaki itu,parfum yang disukai Liana.

"Aku minta maaf".

Liana hanya diam,dia bagaikan patung yang tidak bisa apa-apa sekedar menjawab TIDAK atau YA saja dia tidak mampu.

"Jangan hindarin aku kaya gini Na".Aldi berucap kembali dengan suara lirih.

Aldi sadar ucapannya tadi pagi membuat Liana berfikir bahwa sampai sekarang dia tidak mencintai Liana dan itu membuat Liana terluka.Aldi tak ingin membuat kekasihnya menangis lagi,dia tidak sanggup.

Liana memejamkan matanya,berharap bisa menghapus sedikit lukanya."Aku gak paham sama kamu Al dan aku juga kecewa sama kamu".

Liana kembali diam menunggu Aldi akan mengatakan apa,namun ternyata Aldi hanya diam saja membuat Liana tersenyum sinis.

Liana menegakan kepalanya kembali,menatap Aldi yang kini hanya diam dengan tatapan kosongnya.Senyum yang dipaksakan itu terbit kembali,dan Liana segera berdiri dari posisi duduknya.

Aldi yan melihat itu hanya diam memandang Liana,dia juga bingung bagaimana cara menjelaskan jika dia kini mencintai Liana bukan Maurin.

"Tolong beri aku waktu sendiri,permisi".Ucap Liana dan berlalu pergi tanpa memperdulikan seruan Aldi.

"Gimana caranya aku bicara kalo aku benar-benar mencintai kamu Na,dan apa kamu akan mempercayaiku?".Ucap Aldi lirih.

***

Liana berjalan dalam diam meskipun sahabatnya terus berceloteh dari a sampai z.

Sebenarnya mereka sudah mencium aroma tidak enak dalam hubungan Liana dengan Aldi,namun mereka memilih diam menunggu Liana sendiri yang bercerita.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang