"Na".Panggil Aldi memecahkan keheningan dikeduanya.
"Ya".
"Lo tahu mereka siapa?".
"Enggak,yang gue tahu mereka laki-laki dan kayanya masih mudah sih soalnya manggilnya lo gue".
"Lo beneran gak diapa-apain kan?".
"Bener kok,tapi kalo lo gak dateng waktu itu mungkin gue_".
"Udah gak usah dilanjut".Potong Aldi cepat.
"Tapi aneh Al,dia tahu nama gue dan dia juga bilang bakalan abisin lo dan gue.Dia terang-terangan ngomong nama elo".Cerita Liana kembali.
Seketika rahang Aldi mengeras mendengar cerita Liana yang sudah didengarnya tadi.Aldi tak salah,ini pasti ulah mereka,pikirnya.
"Kok diem Al?".Tanya Liana yang memang tak mendapat respon dari Aldi atas ceritanya tadi.
"Gak papa".Jawab Aldi dengan nada datarnya.
"Kenapa lo gak kabarin gue masalah ini?".Lanjut Aldi tanpa menghentikan langkahnya.
Liana menggigit bibir bawahnya."Handphone gue ketinggalan ditenda".
Aldi menghembuskan napas kasar."Lain kali jangan ceroboh".
Liana menenggelamkan kepalanya dipunggung kokoh Aldi,tak berpikir jika Aldi bukan siapa-siapanya Liana.
"Gue pinjem punggung lo yah Al?".Izin Liana meskipun kepalanya memang sudah ditenggelamkan kepunggung Aldi.
"Gak masalah".Sahut Aldi dan justru senyumnya terbit dibibirnya begitupun Liana.
Aldi terus berjalan menelusuri hutan itu,matanya beberapa kali melirik kesana kemari untuk memastikan tidak ada bahaya disampingnya.
Bulan dan bintang nampak jelas malam ini,menemani setiap langkah Aldi untuk menuju tempatnya berkemah.Pasti mereka yang disana sedang menghawatirkan keadaan Liana,terlebih Aldi belum mengabari mereka bahwa dia telah menemukan keberadaan Liana.
Sunggu Aldi merasah lelah sebenarnya,namun tak menghentikannya terus berjalan mencari jalan ke tempatnya berkemah.Liana yang hanya diam tak bergeming membuat Aldi sedikit merasa khawatir.
"Na".Tak ada sahutan dari lawan bicara,ok mungkin Liana kelelahan dan kini tertidur dalam gendongan Aldi.Aldi hanya menggelengkan kepala pelan.
"Sweet dream".Ucapnya dengan senyum kecil yang muncul diwajahnya.
***
Kini Aldi sudah berjalan menuju Tenda-tenda yang berdiri disana,disana sudah nampak ada yang berjalan bolak-balik tak jelas.
"Itu Aldi,dann".Ucap Aliya yang menggantungkan ucapannya.
"Liana".Teriak semua orang yang membuat Liana membuka matanya setelah tertidur beberapa waktu dalam gendongan Aldi.
"Syukur lah,kamu tidak kenapa-kenapa kan Na?".Ucap Bu Renita yang menghampiri Liana.
Aldi dengan perlahan menurunkan Liana dari gendongannya.
"Saya tidak apa-apa bu,maaf jika merepotkan".Jawab Liana.
"Tunggu saya akan mengabari yang lain dulu,bu".Ucap pak Juna selaku salah satu guru pendamping acara ini.
"Kamu bagaimana bisa terpisah dari kelompok kamu Liana?".Tanya bu Renita dengan raut wajah yang masih khawatir.
Liana menatap Aldi sekilas,dia bingung harus menjawab apa.Jika dia jujur maka kemungkinan besar acara ini akan dibubarkan secepatnya dan itu tentu membuat yang lainnya kecewa,namun jika dia bohong maka itu dosa.Oh sungguh Liana benci dalam situasi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth [SELESAI]
Teen Fiction[ BELUM PERNAH REVISI ] SMA Garuda menjadi saksi bisu kisah antara Liana Clairin Nathas dan Aldian Zikry Kivilcim. Mereka memiliki kepribadian yang bertolak belakang hingga menimbulkan perdebatan dan kebencian,namun di tengah-tengah perdebatan itu m...