Part 59

689 36 0
                                    

Malam telah menjelang. Malam ini adalah malam pertama pengajian akan di lakukan di kediaman almarhum Andre. Setelah sempat pulang siang tadi, Liana dan yang lainnya juga datang kembali kesana untuk mendo'akan almarhum secara bersama.

Dengan menggunakan jilbabnya, Liana melangkah masuk ke dalam rumah almarhum Andre dengan Aldi dan yang lainnya juga, sedangkan Clara sudah berada disini sejak sore tadi karena dia pulang hanya untuk mengganti pakaiannya saja.

Ternyata disini belum banyak orang yang datang, itu terlihat dari sepanjang halaman sampai ke ruang tamu yang terlihat hanya beberapa orang saja yang berlalu lalang. Ini wajar karena jam baru menunjukan pukul setengah tujuh malam, sedangkan pengajiannya akan dilakukan sekitar sehabis sholat Isya.

Disekitarnya Liana tidak menemukan sosok Clara maupun Delvi, ibu dari almarhum Andre. Akhirnya Liana memilih menemui tante dari almarhum Andre yang tengah mempersiapkan acara pengajian diruangan ini diikuti oleh ketiga sahabatnya. Sedangkan para lelaki memilih membantu bapak-bapak menggelar karpet dan yang lainnya.

"Assalammu'alaikum tante. Tante Delvi mana yah?"

"Waalaikum salam, eh kamu udah dateng Liana. Tante Delvi kayanya didapur deh sama Clara, coba kamu cek aja didapur." Jawabnya dengan ramah kepada Liana setelah menengok kearah Liana.

Liana tersenyum dia mengangguk mengerti dan segera pamit untuk pergi kedapur rumah ini.

Mengenai masalah siang tadi, Liana belum mengatakan ataupun bertanya tentang masalah itu kepada Clara, Clara kuga tidak mengatakan apapun masalah itu kepada Liana membuat Liana memilih untuk tidak membahas masalah itu setidaknya untuk saat ini.

"Kayanya Clara udah lebih baikan sekarang." Ujar Tiara kepada sahabatnya ketika mendapati Clara yang tengah serius membantu Delvi di dapur.

Aliya mengangguk, didalam hati gadis itu bersyukur karena menurutnya lebih baik menghadapi Clara yang banyak omongnya daripada yang diam sambil melamun. "Semoga aja dia udah belajar untuk ikhlas."

"Gue masih gak nyangka."

Tatapan mereka kini tertuju kepada Bela yang masih memandang Clara dengan tatapan yang sulit diartikan. "Clara bahagia sama kak Andre, tapi Allah justru mengambil alasan kebahagian Clara itu."

Liana menghembuskan napasnya perlahan. "Rahasia Allah memang gak ada yang tau Bel." Ujarnya dengan pelan.

"Sekarang kita hanya perlu mendo'akan kak Andre agar tenang disana dan mendo'akan agar Clara bisa mendapatkan pengganti yang bisa menjaga dan menyanyanginya seperti kak Andre atau bahkan yang lebih darinya." Lanjut Liana dengan menatap Clara.

"Amin." Sahut mereka secara bersamaan, dan Liana juga mengaminkan itu dalam hatinya.

"Lebih baik kita ikut bantu Clara sama tante Delvi." Ujar Tiara yang disetujui oleh semuanya membuat mereka perlahan melangkahkan kaki mereka menghampiri Clara dan Delvi yang tengah sibuk menyiapkan makanan untuk orang-orang yang akan mengaji nanti.

***

Pengajian untuk mendo'akan almarhum Andre baru saja selesai beberapa menit yang lalu, tapi para sahabat almarhum memilih untuk tidak pulang terlebih dahulu karena mereka akan membantu keluarga almarhum untuk membereskan sisa dari pengajian tadi.

Awalnya Liana juga ingin ikut membantu Delvi untuk mencuci piring, tapi wanita paruh baya itu menyuruhnya untuk pergi ke kamar almarhum Andre untuk sekedar menengok keadaan Clara yang diketahui tengah berada disana saat acara baru saja selesai.

Dan disinilah Liana berdiri, didepan pintu bercat coklat dengan bertulis 'I am Andre'. Perlahan Liana memutar kenop pintu tersebut dan membukannya.

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang