Part 50

728 36 0
                                    

Suara meja diketuk terdengar lirih di kelas ini.Liana sebagai pelakunya hanya terus memainkan balpointnya diatas meja dengan tangan kiri yang menopang dagunya.

Hari ini adalah pelajaran bahasa Indonesia yang sangat-sangat membosankan karena penuh dengan dongeng yang diberikan oleh guru karena itu sejak tadi Liana bosan berada di kelas.Lihat bahkan banyak siswa yang tertidur di kelas.

Diliriknya Aldi yang duduk di meja sebelahnya ternyata tengah menatapnya,entah sejak kapan lelaki itu menatap Liana.

Liana mengangkat kedua alisnya,mengisyaratkan pertanyaan kenapa Aldi menatapnya.Bukannya menjawab atau apa,Aldi justru hanya tersenyum manis kearahnya.

Liana mengarahkan dua jarinya yakni jari telunjuk serta jari tenganya kematanya kemudian kemata Aldi,setelah itu dia mengarahkan ke papan tulis,berharap Aldi fokus kepada pelajaran hari ini.

Aldi mengikuti arah jari Liana yang mengarah ke papan tulis dimana disana seorang guru tengah menuliskan materi.

Liana berdecak kesal dan memilih menatap papan tulis kembali karena Aldi merespon dengan gelengan kepala saja menandakan lelaki itu tidak mau memfokuskan perhatian kearah papan tulis.

"Kenapa tuh bibir manyun?".Tanya Aliya lirih agar guru di depannya tidak mendengarnya.

Liana geleng-geleng kepala dan mencoba fokus ke pelajaran.

Aliya yang melihat Aldi terus menatap Liana segera menyenggol lengan gadis tersebut membuat Liana menatap Aliya dengan wajah kesal.

"Diliatin mulu noh sama Aldi".

Liana menghembuskan napasnya,dia memilih menutupi wajahnya dengan sebuah buku dari samping.

"Gue heran,gak tau apa yah kalo gue malu ditatap gitu terus".Cicit Liana yang membuat Aliya tertawa.

"Nikmatin aja mumpung lagi bahagia,daripada waktu itu masalah dateng lo langsung nangis-nangis kan".

Liana berdecak kesal kenapa Aliya mengingatkan itu."Gak usah diingetin".

***

Liana berjalan sendirian dikoridor yang mulai sepi ini.Jam pulang sekolah memang sudah terlewat sedangkan Liana baru akan pulang karena urusan OSIS terlebih dahulu.Tiara dan Aliya sendiri tidak ikut berkumpul karena yang berkumpul hanya anggota inti dari OSIS sedangkan Aldi sendiri menunggunya di parkiran sekolah.

Liana menyentuh lehernya kala rasanya bulu kuduk bagian leher berdiri membuat Liana merasa takut.

"Kok merinding sih".Gumam Liana.

Lagi-lagi Liana menyentuh leher bagian kanannya karena itu bagian yang merasa merinding.Dengan keberanian yang terbatas Liana menengok kearah kanan yang ternyata tidak ada siapapun.

Karena merasa tidak aman Liana mempercepat langkahnya,sialnya sekarang yang merasa merinding bagian kiri lehernya.Lagi-lagi dengan keberanian secuil Liana menatap kearah kiri dan tidak menemukan apa-apa.

Tubuh Liana berbalik takut-takut ada dibelakangnya,tapi lagi-lagi tidak ada apapun.

Tangan Liana memeluk dirinya sendiri merasa ketakutannya bertambah apalagi di koridor ini sudah tidak ada orang sama sekali.

Dengan gerakan cepat Liana membalikan badannya kembali hendak berlari sekencangnya,dan...

"Dor".

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang