Part 74

599 27 0
                                    

Aldi duduk bersandar dikaca yang ada dibalkon kamarnya. Kaki kananya menekuk dengan tangan kanan yang bertumpu pada lutut kaki kananya, sedangkan kaki kirinya melurus.

Dirinya kini tengah mencoba mengusir sebuah rasa sakit pada kepalanya dengan kepala Aldi yang dia dongakan dengan mata yang terpejam, juga untuk merasakan dinginnya angin malam.

Flashback on

Rambut yang sedikit panjang itu bergerak-gerak seiring dengan kaki Aldi yang berlari menyusuri lorong-lorong putih dengan beberapa orang yang berlalu lalang disekitarnya.

Tanpa mengganti seragam sekolahnya, Aldi memang segera menuju rumah sakit ini setelah dia mendapat jika Kinara telah sadar setelah selama hampir empat hari gadis itu tidak sadarkan diri.

Ceklek

Aldi segera masuk ke ruangan yang disana terdapat gadis berwajah pucat tengah berbaring dibrankar dengan matanya yang menatap Aldi.

"Kak A-aldi."

Aldi mendekat kearah Kinara yang kepalanya masih terbalut dengan sebuah perban sementara tiga orang lainnya yang berada diruangan yang sama, menatap Kinara dengan terkejut.

Aldi mengusap perban tersebut dengan pelan. "Gimana keadaan lo?"

"Sa-sakit."

Setelah mengatakan satu hal tersebut, Kinara menatap kepada dua orang paruh baya dan juga lelaki berseragam sekolah yang berbeda dengan seragam sekolah Aldi. "Mereka siapa kak, kenapa mereka mengaku orang tua aku?"

Deg

Tubuh Aldi menegang seketika. Matanya menatap Renald yang berdiri disisi ranjang yang lainnya. Dirinya juga menatap ayah dan ibu Kinara yang kini tengah memeluk ayah Kinara.

"Mereka orang tua lo." Ujar Aldi dengan menatap Kinara sedangkan jari telunjuknya menunjuk kepada ayah dan ibu Kinara.

Kinara meneggeleng  pelan. "Aku gak bisa inget." Keluhnya dengan mata yang mulai memerah.

"Nak Aldi, kita bicara diluar dulu."

Aldi menatap Hendra dengan dahi berkerut, tapi beberapa detik kemudian dia mengikuti Hendra yang sudah terlebih dahulu keluar dari ruangan ini.

Aldi terus diam sampai mereka berdua sudah keluar ruangan. Hendra sendiri tidak menghentikan langkahnya, dirinya justru terus melangkah yang membuat Aldi bingung.

Aldi berhenti ketika Hendra juga berhenti melangkah. Ditatapnya sebuah pintu dengan tulisan 'Dokter Fadli'. "Om akan jelasin didalam, ayo masuk!" Ajak Hendra kepada Aldi.

Aldi mengikut saja tanpa berkomentar. Dirinya dapat melihat seorang dokter paruh baya yang tengah duduk di meja didepan Aldi.

"Pak, Hendra. Silakan duduk!" Ujar dokter itu yang segera dituruti oleh Hendra dan diikuti Aldi.

"Dokter Fadli, bisakah anda menjelaskan tentang keadaan anak saya kepada Aldi, karena saya hanya tau inti dari keadaan putri saya."

Dokter dengan name tag Fadli itu tersenyum lembut dengan sedikit membenarkan letak kaca matanya. "Kamu bisa lihat hasil dati ronsenan ini." Ujarnya dengan memperlihatkan gambar hitam putih yang berbentuk seperti kepala dan wajah manusia.

Aldi kembali menatap dokter  Fadli meminta penjelasan karena dia tidak mengerti akan gambar tersebut.

"Dibagian kepala belakang Kinara ini, terjadi luka yang dapat dikatakan parah dan luka itu yang menyebabkan Kinara hilang ingatan akan beberapa hal didalam hidupnya."

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang