Part 66

605 28 0
                                    

Liana hanya terdiam disaat suasana kantin saat ini sudah ramai, bahkan meja yang diduduki oleh Liana juga ramai oleh celotehan sahabat-sahabtnya yang sebenarnya sejak tadi ingin menghibur Liana.

Makanan dan minuman yang tersanding dihadapan gadis itu sama sekali tak dia sentuh. Sebenarnya Liana menolak untuk memesan makanan, tapi Vero kekeh memesankan makanan dan minuman yang disetujui oleh yang lainnya.

"Fi, Kinara gak berangkat kenapa?"

Samar-samar Liana mendengar ada seseorang yang tak jauh darinya tengah bertanya kepada seseorang lainnya.

"Emm, gue juga kurang paham."

Liana melirik sempurna kemeja disampingnya yang diduduki oleh sahabat Kinara yang Liana tau bernama Fia. Liana menebak jika Fia itu sebenarnya menyembunyikan seseuatu karena ucapannya yang sedikit ragu.

"Apa karena kemarin waktu dia pingsan? Ah tapi kayanya enggak deh, kan bisa langsung sembuh tuh karena ditemenin sama kak Aldi."

Rasa nyeri itu datang kembali dihatinya, membuat Liana rasanya ingin melampiaskan semuanya lewat apapun itu.

"Mel, tolong jaga ucapan lo!" Fia memerintah dengan sedikit berbisik kepada temannya itu yang masih jelas terdengar ditelinga Liana.

Tak sengaja Fia menatap kearah Liana yang dimana Liana juga tengah menatapnya. Gadis yang satunya lagi juga menatap kearah pandang Fia dan setelahnya matanya membulat melihat Liana disana. Sepertinya sejak tadi gadis itu tidak mengetahui keberadaan Liana.

Liana bangkit dari duduknya membuat sahabatnya menatapnya dengan cemas. Mereka juga mendengar ucapan gadis itu tadi, ucapan yang sepertinya mampu membuat hati Liana teremas.

"Na duduk, jangan didengerin!" Aliya memerintah Liana yang masih menatap kedua adik kelasnya itu datar. Sedangkan kedua adik kelasnya itu menundukan kepalanya.

Tanpa mengatakan sepatah katapun, Liana melenggang pergi meninggalkan kantin dan sahabat-sahabatnya.

"Lo kalo mau ngomong dijaga dikit bisa kan?" Tama berucap tajam dengan berdiri dan menatap tajam kearah adik kelasnya itu.

"Udah Tam!" Ujar Tiara menenangkan.

"Apa kita samper Liana aja?"

Mereka menatap Clara yang baru saja berucap.

Tama duduk kembali dengan menghembuskan napasnya kasar. "Biarin aja, Liana butuh waktu sendiri."

***

Kepala Liana menunduk dengan angin yang menerpa rambutnya terus menerus membuat rambut indahnya itu terbang-terbang tak menentu.

Meskipun dirinya berada ditempat terbuka seperti ini, tapi tetap saja rasa pengap itu masih dirasakan Liana. Udara segar yang dia hirup juga justru membuatnya sesak.

Di roofrop ini Liana sendirian dengan rasa sakit yang terus menjalar tanpa henti. Ingatanya mengingat ucapan adik kelasnya tadi.

Kinara tidak masuk sekolah?

Dan Aldi juga tidak masuk tanpa keterangan.

Apakah keduanya ada hubungannya?

Sejak pagi Liana menunggu kedatangan Aldi, tapi yang terjadi justru Aldi tak masuk sampai jam istirahat sekarang tanpa keterangan yang jelas.

Liana mengeluarkan handponenya karena ingin mencoba menghubungi lelaki itu.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silakan coba lagi nanti."

My Youth [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang