Gesekan antara sepatu dan paving halaman sekolah menimbulkan suara yang cukup tegas. Kaki Liana berjalan dengan tegak dan kedua tangannya membawa sang saka merah putih, sedangkan kedua siswi disamping kanan kirinya hanya mengikuti langkah kaki Liana yang membawanya ke hadapan tiang bendera.
Senyum Liana terbit disaat matanya menagkap sosok Aldi yang berdiri dibarisan paling depan untuk memimpin kelas sepuluh, sebenarnya itu bukan tugas Aldi karena lelaki itu bukan anggota OSIS, tapi karena yang seharusnya bertugas tidak bisa hadir jadi ketua OSIS meminta bantuan kepada Aldi karena anggota OSIS lainnya sudah mendapatkan tugasnya masing-masing.
Liana memberi hormat kepada sang merah putih yang sudah berkibar diatas sana, dan setelahnya dia dan kedua siswi disampingnya kembali ke tempat semula.
Mata Liana mencuri pandang kearah Aldi yang tengah serius melaksanakan tugasnya, padahal tadi sebelum upacara dimulai Aldi sudah menolak dengan tegas jika dia harus memimpin kelas sepuluh.
Liana sempat terkejut disaat Aldi tiba-tiba berlari kearah belakang yakni sekitar lima baris dari tempatnya semula berdiri.
"Aldi kenapa, dan itu kenapa kelas sepuluh ribut sendiri?" Teman sesama anggota OSIS yang berada disampingnya berbisik kepada Liana, dan Liana hanya mengangkat bahunya tak tau dengan mata yang terus tertuju ke kerumuna itu.
Dari sini Liana juga dapat melihat anggota PMR yang berlari tergesa-gesa kearah Aldi, dan Liana dapat menyimpulkan jika ada anak kelas sepuluh yang pingsan.
Mata Liana membulat melihat tepat dibagian paling belakang barisan ada sosok Aldi yang berlari kecil dengan seorang gadis dalam gendongannya. Mata Liana tak melepaskan pemandangan itu, dan entah kenapa dibagian sudut ulu hatinya ada yang menyubitnya kecil, namun justru terasa sangat menyakitkan terlebih disaat dia melihat dengan jelas jika Aldi nampak sangat begitu cemas kali ini.
"Na, yang digendong Aldi siapa?" Fanya, gadis disampingnya itu kembali bertanya namun tak dijawab oleh Liana sama sekali.
Dan saat Aldi sudah tak ada dijangkauan matanya, Liana menatap kearah dimana tadi Aldi berdiri dan tenyata disana sudah ada seorang siswa yang menggantikannya.
"Kenapa sakit Al?"
***
Liana berjalan seorang diri dikoridor sekolah selagi kelasnya free untuk sekedar mencari keberadaan Aldi yang sejak upacara selesai namun tak kunjung ke kelasnya.
Liana sudah mencari Aldi disetiap sudut sekolah yang biasanya Aldi kunjungi seperti rooftop sekolah, tapi hasilnya nihil. Aldi sama sekali tidak ada disana.
Apakah Aldi masih berada di UKS? Tapi kenapa?
Liana menggelengkan kepalanya singkat karena tak ingin pikiran negatif itu muncul, dan akhirnya dia memilih pergi ke UKS untuk memastikannya saja.
"Aldi." Suara Liana melirih disaat dirinya tepat di ambang pintu UKS matanya menangkap sosok Aldi yang tengah membelakanginya tengah memandang wajah pucat seorang gadis yang masih menutup matanya, dan ternyata gadis itu adalah Kinara.
Liana mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Aldi disaat matanya melihat Aldi yang tengah mengusap puncak rambut Kinara.
Bruk
Gadis itu mengusap dahinya setelah dirinya membalikan badan, namun justru menabrak sesuatu didepannya.
"Kenapa gak masuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth [SELESAI]
Teen Fiction[ BELUM PERNAH REVISI ] SMA Garuda menjadi saksi bisu kisah antara Liana Clairin Nathas dan Aldian Zikry Kivilcim. Mereka memiliki kepribadian yang bertolak belakang hingga menimbulkan perdebatan dan kebencian,namun di tengah-tengah perdebatan itu m...