8

25.2K 1.1K 3
                                    

           Hari Sabtu hari yang sangat disukai Jo. Dia bisa tidur sampai siang. Dia bisa membaca novel yang sudah dibeli tapi belum selesai dia baca. Dan dia bertekad akan menyelesaikan membaca novel itu hari ini.

         Jo melihat ke arah jam yang ada didinding. Hari sudah menjelang siang waktu menunjukkan pukul sepuluh. Sang ibu bukan orang yang cerewet seperti ibu-ibu lain yang marah-marah jika anaknya bangun siang. Tapi Jo wajib untuk bangun sekedar shalat subuh setelahnya sang ibu membebaskan Jo untuk tidur lagi. Beliau mengerti hanya waktu weekend seperti inilah anaknya bisa bangun siang. Kalau dihari kerja Jo setelah shalat subuh tidak pernah tidur. Setiap jam tujuh pagi Jo sudah berada diperjalanan menuju kantornya. Jo keluar dari kamar dan mendapati ibunya sedang memasak untuk makan siang nanti. Sedang sang ayah pasti sudah berangkat bekerja. Namanya juga kepala sekolah bukan orang kantoran jadi hari sabtu sang ayah tetap bekerja seperti biasa.

"Pagi bu..." sapa Jo

"Ini bukan pagi lagi. Ini udah siang. Kamu tolong potong bawang itu. Sekalian belajar masak lagi sama ibu" perintah sang ibu langsung

             Jo langsung membantu ibunya memasak. Menu hari ini ayam goreng lengkuas, tempe goreng dan tumis kangkung terasi. Jo cukup pandai dalam hal pekerjaan rumah tangga. Sang ibu mendidiknya dari semasa dia remaja. Dia dibiasakan mencuci dan menyetrika bajunya sendiri. Setiap libur diwajibkan membantu ibunya menyiapkan masakan yang akan dihidangkan hari itu. Setiap anak gadis harus lihai dalam urusan rumah tangga untuk bekal mereka nanti saat sudah  menikah. Ibuny Jo berpikir, kalau Jo tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga seperti wanita pada umumnya gimana nanti kalau menikah. Enak kalau Jo dapat orang kaya bisa pakai pembantu lah..kalau karyawan biasa yang gajinya pas-pasan. Kan repot..lagian nanti sang ibu pasti malu dengan besannya karena dianggap tidak becus mendidik anak perempuan dengan baik.

"Kamu udah punya pacar Jo?" Tanya Ratna sang ibu dengan tiba-tiba.

"Hah..???" Kejut Jo

"Ibu tanya kamu sudah punya pacar ya?" Tanya sang ibu kembali

"Gak ada. Kata siapa Jo punya pacar?" Heran  Jo.

"Didepan ada kiriman bunga untuk kamu. Gak mungkin kalau bukan siapa-siapa kamu  sampe ngirimin bunga kayak gitu" ujar ibu Jo

"Bunga?? Haisss...dari mana laki-laki itu tau rumahku" Jo merutuk pelan tapi masih didengar sang ibu.

Sang ibu melirik sedikit kearah Jo yang menuju kedepan untuk melihat bunga dari Davi. Sesampainya didepan dia melihat lagi buket bunga mawar merah yang sangat indah seperti kemarin. Dia mengambil kartu diatas bunga tersebut dan membaca tulisan yang ada dikertas kecil itu.

Pagi Cinta..

Dandan yang cantik nanti malam Abang Davi jemput😘😘

With love
DAVI  

        Jo hanya diam sambil memegang bunga tersebut. Apa maksudnya dengan menjemput nanti malam? Ah..biarkan saja toh nanti dia akan keluar bersama teman-temannya. Jo membawa bunga mawar tersebut untuk dipindahkan kedalam pot. Sayang bukan dari pada dibuang. Walaupun Jo kesal dengan Davi.

"Jadi bener kamu sudah punya kekasih,Jo?" Tanya sang ibu setibanya Jo didapur untuk mencari pot yang akan Jo isi air.

"Jo gak tau,bu. Nanti kalau semua udah pasti baru Jo ceritain ya. Jo bukan gak mau cerita karena emang gak ada yang harus diceritain" jelas Jo

Sang ibu memakluminya. Anak perempuan satu-satunya itu tidak pernah mengenalkan lelaki manapun kepadanya. Anaknya juga tidak pernah menceritakan tentang Jo yang sedang menyukai seorang laki-laki. Sang ibu yakin jika saatnya Jo akan menceritakan tentang hal percintaannya kepada kedua orang tuanya suatu hari nanti.

                      *************

        Sesuai waktu yang disepakati Tia mereka akan nonton sekuel film Effiel i'm in love yang jam tujuh lewat lima belas menit. Setelah shalat Maqrib Jo menunggu Yuli yang akan menjemputnya sebentar lagi. Dia menunggu diruang tamu sambil memainkan handphonenya.

        Terdengar suara deru mobil dihalaman rumahnya. Jo langsung mengambil tasnya dan berlari keluar rumah. Hari ini dia menggunakan jumpsuit motif bunga-bunga sendal teplek dan tas hitam. Simple saja karena pikirnya dia cuma mau nonton setelah itu mungkin hanya makan bersama teman-temannya.

            Dia cukup akrab dengan pasangan teman-temannya walau dia nanti sendirian tanpa pasangan dijamin dia tidak akan menjadi obat nyamuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Dia cukup akrab dengan pasangan teman-temannya walau dia nanti sendirian tanpa pasangan dijamin dia tidak akan menjadi obat nyamuk. Dia kadang protes hanya pura-pura. Para pria itu mengerti Jo sendirian. Jadi para pria sahabatnya akan mengobrol dan Jo dan dua sahabatnya dibiarkan berkumpul.

          Jo heran kenapa mobil Dito berubah jadi mobil mahal gini. Dito adalah pacarnya Yuli. Jo bengong dan terkejut melihat siapa yang keluar dari Range Rover Sport warna putih itu. Oo...my God..kenapa si Davi bisa muncul disini. Belum selesai keterkejutannya karena kemunculan Davi dirumahnya. Lelaki itu sudah berdiri tepat didepannya

"Wah...kamu sudah siap ya. Kamu cantik. Saya gak nyangka kamu bersedia jalan sama saya" ujar Davi dengan senyum memikatnya. Dan Jo sedikit terpikat memang.

"Hah..? Kenapa bapak bisa disini?" Heran Jo

"Tadi pagi kan saya sudah bilang kalau saya mau ajak kamu malam mingguan" jawab Davi

"Ya Tuhan...saya gak bisa,pak. Saya ada janji sama temen saya" timpal Jo

"Jangan panggil saya bapak. Saya bukan bapak kamu. Saya ini calon suami masa depan kamu"rayu Davi

Tin..tin...terlihat mobil lain memasuki halaman rumah Jo saat Jo akan menjawab pernyataan dari Davi. Penghuni Jazz merah tersebut turun dari mobil. Yuli terlihat mengerutkan alisnya heran melihat Jo bersama seorang pria. Yuli berjalan mendekat kearah dua orang yang sedang berdiri berhadapan itu.

"Hai say.." sambil cipika cipiki Yuli menyapa Jo.

"Loe sama cowok ini aja ya perginya? Kenapa loe gak bilang jadi gue gak harus kesini lagi" ucap Yuli

"Gak buk..." sambung Jo tapi terputus kembali oleh Yuli

"Akhirnya ya Jo...kita bisa triple date" dengan tersenyum menggoda dan sambil mendekatkan bibirnya kekuping Jo berbisik "Gilaa....hawt...banget bebz gandengan loe. Sikatt bos.."

"Tapi..." Jo ingin menjawab lagi tapi terpotong oleh ucapan Davi

"Hai..Yuli ya? Jo sudah cerita tentang kamu. Terima kasih sudah jadi teman yang baik untuk Jo ya" Davi berkata seolah-olah dia dan Jo sudah menjalin hubungan

       Jo bengong bingung dengan keadaan ini. Dasar cowok tengik. Kenapa dia bisa tau rumah Jo dan para sahabatnya. Ugh... Pasti dia sudah menyelidiki Jo dengan membayar orang. Dasar orang kaya selalu bisa mendapatkan keinginannya.

"Oke..kita langsung jalan aja nanti soal tiket buat Davi gue suruh Tia beli lagi aja. Buruan udah hampir jam tujuh" perintah Yuli sambil berjalan kearah mobilnya

Jo hanya terbengong-bengong semuanya terjadi begitu cepat. Dia tidak sempat berkata apapun. Tangannya sudah ditarik oleh Davi menuju mobilnya. Dia mengikuti dengan patuh karena masih bingung dengan yang terjadi. Sejujurnya Davi tidak tahu kalau Jo akan pergi bersama teman-temannya. Mau kemana dan mau ngapain? Nanti saja saat dimobil baru dia tanyakan pada Jo kemana arah tujuan Jo dan teman-temannya.

                       *********

                

FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang