50

46.1K 1.6K 70
                                    

            Keadaan Davi berangsur membaik, dia menjadi lebih tenang setelah percobaan bunuh dirinya kemarin. Entah apa yang menjadi motivasinya untuk sembuh. Apa karena mendengar semua ucapan sang mama, entahlah yang pasti Ana cukup lega dengan keadaan Davi yang sekarang. Davi memang masih diam saja tapi dia sudah mau mendengarkan Ana bercerita. Ana pun semenjak kejadian waktu itu memutuskan untuk merawat Davi sendiri di villa pribadinya didaerah puncak, soal urusan perusahaan dia alihkan ke orang kepercayaannya saja. Saat ini yang paling penting adalah putranya. Untuk apa dia berlimpah harta bila tidak ada Davi disampingnya. Ana bahkan rela memboyong dokter serta perawat pribadi untuk turut serta tinggal di villanya. Ana hanya berharap dengan tinggal didaerah sejuk seperti ini keadaan Davi bisa lebih baik. Kadang Davi memang masih sering menangis tiba-tiba tapi untungnya tidak sampai mengamuk. Setiap Davi menangis maka pelukan sang mama lah yang menjadi penenangnya. Mimpi-mimpi itu masih selalu menghantuinya setiap malam, tapi kali ini setiap Davi bermimpi buruk, mamanya akan langsung memeluk Davi dan berkata bahwa segalanya akan baik-baik saja. Ana seperti mengurus Davi kecil, dia memandikan Davi, menyuapi makan dan mengajak Davi mengobrol.

        Satu hari sewaktu sedang menyuapi Davi makan, Davi akhirnya bersuara dan membuat Ana terkejut karena melihat Davi yang sudah mau berbicara pada orang lain

"Ma, Davi minta maaf" ucap Davi sambil mengunyah pelan makanannya

Ana menangis dan mengangukan kepalanya "Mama sudah maafin kamu dari dulu. Kamu harus sembuh ya, sayang. Demi mama.."

"Tapi Davi jahat, ma. Davi udah buat ayah Jo dan adek pergi. Davi juga nyakitin wanita yang Davi cintai" ucap Davi

"Makanya kamu harus meminta maaf pada Johana, jangan bersembunyi seperti ini. Bunuh diri bukan jalan terbaik untuk menebus kesalahan kamu. Mama yakin Jo bakal maafin kamu, Tuhan saja maha pemaaf apalagi Johana yang hanya seorang manusia" ucap Ana

"Tapi ma..Davi dulu jahat banget sama Jo. Davi nyesel, ma. Davi pengecut karena berani mukul wanita ya, ma? Apa Jo masih mau maafin Davi? Papa disana pasti kecewa sama Davi. Davi nyakitin mama, istri Davi bahkan cucu mama dan papa" Davi mengucapkan dengan mata berkaca-kaca

"Sayang...kamu memang salah. Tapi mama harap kamu belajar dari kesalahan kamu. Ini semua sudah takdir, jadi jangan terus menyalahkan dirimu sendiri" jawab Ana

"Anggap saja ini ujian dari Tuhan untuk kamu, Dav. Tentu Tuhan berharap kamu bisa bijak dalam menghadapi ujian ini" ucap Ana lagi

"Mama mohon sama kamu, tolong jangan buat mama menangis karena ketakutan melihat keadaan kamu lagi. Mama cuma punya kamu, Dav. Kalau kamu mati, mama pastikan kalau mama akan ikut terkubur di antara kamu dan papa kamu. Itu yang kamu mau??" isak Ana

Davi langsung memeluk Ana, kedua orang yang saling berhubungan darah itu menumpahkan segala emosinya dengan tangisan.
  

                           **********

           Sementara semenjak kejadian dirumah makan waktu itu, Keenan menjadi salah satu teman Johana. Keenan menjelaskan semuanya pada Johana. Johana tertawa mendengar cerita-cerita Keenan tentang Amanda. Ternyata dia salah menduga waktu itu. Jo juga bercerita tentang alasannya mau ikut masuk dalam sandiwara Keenan.

         Siang ini Johana dan Keenan sedang janjian makan siang disalah satu kafe. Tapi mereka tidak berdua, ada Vivi yang ikut bersama Johana. Hanya makan siang biasa antar teman. Saat sedang melihat buku menu, ada yang menyentuh bahunya

"Johana" panggil orang itu

"Kak Raga..kapan balik?" Ucap Jo yang langsung berdiri menghadap Raga

"Tadi siang tapi langsung ada janji dengan klien disini" jawab Raga

"Kenapa gak ngabarin? Katanya baliknya masih tiga hari lagi?" ucap Johana

Dalam hatinya Raga berkata, itu karena dia sudah sangat merindukan Jo. Memang mereka kadang melakukan video call tapi itu berbeda jika wanita itu benar-benar berada didekatnya

"Mau buat surprise buat kamu" jawab Raga  dengan tersenyum lalu dia melirik ke arah orang-orang yang ada di meja tempat Johana berada.

"Hai..Vi" sapa Raga yang memang sudah mengenal Vivi. Raga terkejut melihat orang yang juga berada dimeja itu. Bukankah itu lelaki yang menyerempet Johana dulu, lelaki yang dibilang Johana "Dokter ganteng"

"Hai.." sapa Raga ke Keenan. Keenan tersenyum dan mengangguk ramah membalas sapaan Raga.

Johana mengajak Raga untuk bergabung dimejanya tapi Raga menolak karena tidak enak pada kliennya nanti. Namun dia bertanya kenapa Johana bisa bersama si dokter sialan.

Entah kebetulan atau tidak ternyata klien yang ditunggu Raga adalah Amanda

"Kee, kamu makan disini juga?" Tanya Amanda riang tapi hanya sebentar karena melihat Johana ternyata bersama mantan suaminya

"Kak Raga janjian sama mbak Amanda?" Tanya Johana terkejut

"Loh..kamu kenal, Jo?" Tanya Raga kembali tanpa menjawab pertanyaan Johana

"Tentu saja Johana kenal sama saya, pak Raga. Saya kan mantan istri kekasihnya" ujar Amanda ketus

"Apa??? Kekasih???" Ucap Raga melotot karena terkejut. Seingatnya Johana tidak pernah mengatakan apa-apa padanya.

        Sesaat Johana ingat akan sandiwaranya beberapa waktu lalu dengan Keenan. Melirik ke Keenan saling melempar kode. Keenan kali ini ragu karena kehadiran Raga, bagaimana kalau lelaki itu salah paham. Tapi karena terus melihat kode yang diberikan oleh Johana, mau tak mau dia melakukan sandiwara seperti kemarin.

"Iya..kak, sekarang Keenan udah jadi pacar aku" ucap Johana. Pikir Johana, nanti saja setelah sesampainya dikantor dia akan menceritakan segalanya pada Raga. 

        Seketika itu juga hati Raga hancur berkeping-keping karena sudah terlanjur salah paham. Tiga tahun dia menunggu untuk mendapatkan hati Johana, dia menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan perasaannya. Tapi dia terlambat..sangat terlambat. Padahal dia hanya pergi satu bulan namun cintanya sudah direbut orang lain. Salahkan dirinya yang pengecut karena tidak berani mengungkapkan perasaannya selama ini. Sejujurnya Raga ingin mengungkapkan perasaannya malam ini karena terpacu akan pernyataan Johana sebelumnya tentang Keenan. Kemarin dia bahkan sudah membeli cincin berlian bermata biru yang indah. Rencana indahnya yang ingin memberi Johana kejutan malam ini dengan kehadirannya yang tiba-tiba dipastikan gagal karena kata-kata yang keluar dari mulut Johana barusan. Ketakutannya terjadi, Johana menjadi milik orang lain tanpa sempat tahu mengenai perasaannya.

        Raga tersenyum terpaksa dan itu dapat dilihat oleh Vivi dan Keenan yang merasa tidak enak. Kedua orang itu tahu ini hanya sandiwara Johana untuk membantu Keenan agar Amanda menjauhinya

"Selamat ya..Jo" ucap Raga

"Kok kamu gak cerita dari kemarin?" Ucap Raga serak mencoba menahan sesak didadanya.

Sebelum Johana sempat menjawabnya,Raga sudah merubah menghadap ke Amanda

"Maaf...Ibu Amanda. Saya baru sampai dari New York, dan saya benar-benar lelah. Mendadak kepala saya menjadi pusing. Bisa kita tunda pertemuan kita?" Ucap Raga ke Amanda

Amanda mengerutkan keningnya melihat Raga. Dia sebenarnya heran dengan Raga yang reaksinya berubah waktu mendengar Johana mengakui kalau Keenan adalah kekasihnya.

"Hmm...baiklah" ucap Amanda

"Kak Raga kenapa? Kesini bawa mobil sendiri atau naik taksi?" Ucap Johana khawatir

"Tadi naik taksi. Kamu tenang aja aku gak nyetir kok. Aku pulang aja dulu, pengen istirahat" ucap Raga pada Johana

"Aku anterin ya sampai rumah" ucap Jo khawatir dengan wajah Raga yang mendadak pucat pasi

"Gak usah..kamu makan aja dulu. Lagian kamu balik kekantornya gimana ntar. Udah aku gak apa-apa. Nanti sampai rumah aku kabarin" ujar Raga

        Saat ini Raga butuh sendiri, dia ingin menangisi nasib cintanya. Tertawa miris dengan air mata yang menetes. Raga memutuskan untuk pergi ke tempat dimana dia bisa melupakan masalahnya sejenak.

                         *********

Hai..kemarin banyak yang protes ceritanya ngalor ngidul gaje. Sori genks...maaf banget.. berusaha banget agar tidak mengecewakan😔😁🤗




FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang