48

43.7K 1.7K 44
                                    

            Seorang laki-laki nampak terbaring diranjang dalam keadaan seluruh tubuh yang terikat. Lagi-lagi Davi berusaha untuk mengakhiri hidupnya. Menurut cerita perawat yang merawat Davi, saat perawat itu datang untuk memberi obat ke Davi, tiba-tiba Davi langsung memeluknya

"Kamu datang Jo..kamu udah maafin aku ya sayang. Kamu kesini mau jemput aku kan? Ayo...kita pulang!! Princess sudah menunggu kita dirumah" ucap Davi sambil tersenyum lembut ke arah sang perawat karena mengira perawat itu adalah Johana

Tapi itu hanya sesaat karena tak lama kemudian Davi berteriak sambil menangis "Maaf sayang..aku mohon maafkan aku. Aku gak sengaja bunuh anak kita dan ayah kamu. Maaf..." lalu Davi tampak mencari-cari sesuatu. Davi mengarah ke kereta dorong yang berisi obat-obatan dan kebetulan sekali perawat itu sedang membawa gunting karena baru saja mengganti perban seorang pasien dan tanpa pikir panjang Davi mengarahkan gunting itu ke nadinya. Perawat yang awalnya shock segera berlari keluar mencari bantuan, dia sadar dia hanya perempuan yang tidak akan sanggup menahan amukan Davi sendirian. Tak lama perawat lain muncul untuk membantu Davi. Karena langsung ditangani, keadaan Davi tidak terlalu parah dan masih bisa diselamatkan 

        Ana menangis terisak menatap sang putra yang terbaring menatap kosong ke atas dan tampak Davi hanya mampu mengedipkan kelopak matanya. Di ruangan rawat Davi saat ini hanya terdengar bunyi pendingin ruangan dan suara detik jam selain tangisan sang mama. Tadi Davi sudah diberi obat penenang oleh dokter sehingga tidak berteriak-teriak seperti sebelumnya. Dengan langkah yang gemetar Ana melangkah ke arah Davi

"Kamu kenapa jadi seperti ini, Dav?"

"Kamu kan janji sama almarhum papa kamu untuk jaga mama, tapi kenapa justru mama yang menjaga kamu sekarang,Dav"

Ana masih menangis sementara Davi terus diam

"Kamu kalau mau mati, ajak mama juga karena mama gak akan sanggup hidup sendirian didunia ini tanpa kamu" Ana terisak-isak

Davi tampak meneteskan air matanya tapi tetap tidak bersuara sama sekali

"Kamu itu pengecut. Kamu pikir dengan kamu mati akan membuat Johana memaafkan kamu. Kalau kamu memang mencintainya harusnya kamu berjuang untuk mendapatkan hatinya lagi "

Mendengar nama Johana disebut Davi memandang ke wajah mamanya yang sedang menangis. Dimata sang mama Davi melihat rasa cinta dan khawatir yang sangat besar untuknya. Tangannya berusaha bergerak untuk menghapus air mata mamanya. Tapi dia tidak mampu menggerakannya karena tangannya yang terikat.

"Mama" ucap Davi pelan. Dipikiran Davi saat ini, rasanya dia hanya bisa membuat wanita-wanita yang dicintainya menangis

Ana terkejut melihat Davi yang memanggilnya lalu memeluk Davi yang terikat "Davi..kamu ingat mama, nak?"

"Mama sudah tau Johana dimana. Kamu harus sembuh lalu kita jemput Johana sama-sama ya. Kamu harus berusaha untuk dapatin hati Jo lagi, nanti mama bantu" ujar Ana lagi

"Mama" panggil Davi menatap mamanya

"Iya...ini mama, sayang. Ini mama.."

"Mama" panggil Davi lagi

"Iya..sayang" jawab Ana

"Mama" hanya kata itu yang dapat Davi keluarkan dari mulutnya. Ana bahkan tidak sanggup menanggapi panggilan Davi. Dia menutup mulutnya untuk menahan isakan yang keluar dari mulutnya.

    

                            **********

"Kamu tuh ya, untung cuma terkilir kakinya" ucap sang ibu

"Kok Jo yang disalahin sih, bu. Anaknya cedera kok malah diomelin sih" protes Johana. Kan dia yang ditabrak mobil.

           Saat Johana sampai ke rumah diantar oleh Raga. Sang ibu tampak sangat terkejut. Tidak..sang ibu tidak siap untuk kehilangan lagi. Kehilangan suaminya tiga tahun yang lalu masih sangat berbekas dihatinya dan melihat Johana yang terluka tadi dan mendengar Jo mengalami kecelakaan membuat perasaan takut kehilangan muncul kembali.

Dengan mata berkaca-kaca "Tolong jangan buat Ibu cemas, Jo. Hanya kamu yang ibu punya sekarang"

"Bu.." ujar Johana yang merasa bersalah

      Ibunya berubah total semenjak sang ayah meninggal. Ibunya jadi tidak suka berkumpul dengan ibu-ibu tetangga. Tidak suka bergosip lagi. Sebenarnya bagus sih, tapi ibunya menjadi lebih pendiam dan selalu bereaksi berlebihan ketika Johana terluka ataupun sakit. Justru Johana yang berubah, dia berubah menjadi pribadi yang ceria. Johana melakukan itu untuk membuat ibunya tidak khawatir terhadapnya. Dia berusaha terlihat bahwa dia kuat dan baik-baik saja. Kadang Johana sering melihat ibunya masih menangis sambil memeluk baju ayahnya. Dirumahnya pun Ibunya Johana berjualan gado-gado untuk mengisi waktunya supaya tidak selalu teringat sang ayah.

"Sudahlah..cepat makan. Besok ibu panggilkan tukang urut"

"Bu, Jo minta maaf ini semua gara-gara Jo"
Jo berpikir andai dia bisa memutar waktu, Jo sama sekali tidak ingin mengenal Davi.

"Sudahlah..ini sudah takdir" ucap Ibu Johana singkat

"Apa kamu tidak mau menikah lagi,Jo?" Tanya sang ibu tiba-tiba

Jo diam menanggapi pertanyaan ibunya "Jo, kamu harus mencari pasangan lagi dan segeralah menikah. Ibu kesepian setidaknya kalau kamu punya menikah dan punya anak, ibu akan bermain bersama cucu ibu"

"Emang ada yang mau sama janda,bu?" Ucap Jo tersenyum menanggapi permintaan ibunya

"Banyaklah.." jawab sang ibu. Salah satunya Raga ucap sang ibu dalam hati. Sebenarnya ibunya Johana tahu soal perasaan Raga ke Johana. Tapi karena Davi, Ibunya Johana jadi benar-benar lebih berhati-hati dan ingin mengenal dulu pria yang dekat dengan anaknya. Ibunya Jo merasa bersalah pada Jo karena dulu dirinya lah yang paling semangat untuk membuat Johana menjalin hubungan dengan Davi. Dan melihat ketulusan Raga terhadap Johana selama tiga tahun ini, rasanya ibunya Johana sudah yakin pada cinta Raga yang besar terhadap putrinya. Tapi yang anehnya kenapa sampai saat ini anak perempuannya tidak menyadari kalau Raga mencintainya sebagai seorang perempuan dan bukan menyayanginya sebagai adik.

"Jo, kenapa kamu gak sama Raga aja? Ibu lihat Raga baik dan sepertinya benar-benar mencintai kamu. Ibu yakin kali ini gak seperti yang kemarin" ujar sang Ibu

Jo mendengus kesal, banyak teman-temannya yang mengira kalau Raga adalah kekasihnya dan sekarang ibunya berpikir Raga mencintainya, sungguh konyol.

"Ibu tau tadi siang Kak Raga bilang apa, Jo ini bukan tipenya. Jadi buang jauh-jauh kemungkinan itu" ucap Johana kesal

"Lagian bu..Kak Raga itu masih bujangan. Mapan dan tampan. Mana mau sama janda seperti Jo"

" Keluarga terhormat mana mau mempunyai menantu janda seperti Jo, bu"

Ibunya hanya diam saja mendengar perkataan Johana.

                    *********



FRAGILE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang