Davi terlihat begitu cemas. Dia tidak tau, dia khawatir pada anaknya yang berada dikandungan Jo atau justru khawatir pada kedua-duanya. Donna mengelus-elus lengan laki-laki yang juga suaminya tersebut bermaksud untuk menenangkan Davi.
"Kamu jangan panik. Semuanya pasti baik-baik saja"
Donna juga merasa bersalah pada Jo. Kenapa pula Johana harus melihatnya bercinta dengan Davi? Donna mengerti..Wanita mana yang tidak hancur hatinya melihat suaminya tidur dengan wanita lain. Saat ini Donna merasa bingung harus mundur atau maju terus bersama Davi. Tapi kalau mundur rasanya berat karena dia sudah melangkah sejauh ini bersama Davi. Namun melihat Jo seperti ini rasanya dia tidak ubahnya dengan wanita jalang mantan suaminya.
Davi memandangi wajah pucat Jo yang terbaring ditempat tidur. Tak lama Bi Inah datang dengan seorang dokter yang akan memeriksa Jo. Setelah memastikan keadaan Johana, sang dokter menjelaskan bahwa Jo hanya mengalami kelelahan. Dokter menyarankan Jo untuk istirahat total demi kesehatan kandungannya.
Setelah dokter pulang, Davi dan Donna membiarkan Jo untuk istirahat. Mereka berdua sekarang sudah berada dikamar tempat mereka tadi melakukan pergumulan yang belum selesai. Namun mereka tidak melanjutkannya karena mereka sadar mereka tidak mungkin melanjutkan hal tersebut setelah semua yang terjadi barusan. Donna lebih memilih mengajak Davi berbicara serius mengenai hubungan mereka
"Dav, aku capek kayak gini. Udahlah kita pisah aja. Aku sudah hancurin hidup kamu. Hubungan kamu dan ibu kamu merenggang gara-gara aku. Aku juga sakit ngeliat Johana yang jadi seperti ini. Aku ngerasa bersalah. Aku gak mau bahagia diatas penderitaan orang lain,Dav. Kita nyerah aja lah"
"Aku capek, Don. Please..kamu jangan nambahin masalah lagi dengan sibuk minta pisah. Aku udah bilang ratusan kali,aku gak akan biarin kamu pergi lagi dari hidup aku. Soal yang lain tolong berjuang bersama aku. Gak mungkin aku yang berjuang sendiri dalam mempertahankan hubungan kita" ujar Davi lelah
"Aku tidur dikamar lain aja dulu. Aku butuh sendiri" Davi lalu keluar meninggalkan Donna. Donna menangis setelah ditinggalkan Davi.
**********
Keesokan paginya Raga yang mendengar kabar kalau Jo tidak masuk kerja karena sakit langsung menuju kerumah Davi untuk melihat keadaan Johana. Dia tau pasti ada yang tidak beres, karena tadi malam Jo masih baik-baik saja saat dia antar pulang selepas acara Deka. Sesampainya dirumah Jo, tampak Donna yang membuka pintu rumah. Donna tampak tidak senang dengan kehadiran Raga.
"Davi dikantor, kamu mau ketemu siapa?" Ucap Donna
"Gue bukan cari Davi. Mana Jo?" Ucap Raga
"Dia dikamar lagi istirahat" jawab Donna seadanya
Raga langsung menuju ke kamar Johana namun baru dua langkah dia berjalan, Raga membalikkan badannya dan bicara kepada Donna
"Loe tau..wanita baik-baik dan pintar gak akan mau jadi simpanan. Gue gak tau hati loe terbuat dari apa, sampai gak ada rasa kasihan sama Johana. Apalagi saat ini dia lagi hamil sama seperti loe. Dan loe sendiri tau kan rasanya suami selingkuh saat lagi hamil. Gue doain semoga Tuhan masih mau maafin dosa-dosa loe" ujar Raga
Donna diam dan membiarkan Raga berlalu dari hadapannya menuju kamar Jo. Dikamar Johana, Raga memperhatikan wanita yang sedang tidur dihadapannya. Tampak sedikit memar dipipi Johana dan itu tak luput dari penglihatan Raga. Rahang Raga mengeras melihat hal itu, pasti ulah Davi lagi. Kali ini dia akan membalas apa yang sudah dilakukan Davi. Kemarin dia masih bisa menahan diri untuk tidak menghajar Davi karena Jo. Dilihatnya Jo bangun dari tidurnya
"Kak Raga" ucap Jo pelan
"Hai...sudah bangun?"
"Kok kak Raga disini? Gak kerja?" Ucap Jo heran
"Aku khawatir sama kamu. Dengar kamu sakit aku sempatin mampir deh. Udah ke dokter?" Tanya Raga lembut
"Udah..tadi malam ada dokter yang datang" jawab Jo
"Pipi kamu memar, apa karena bajingan itu lagi?" Raga kini menanyakannya dengan ketus
Johana tersenyum miris "Kak, aku mau keluar dari rumah ini. Tolong bantu aku bisa dan satu lagi jangan balas Davi. Awas aja kalau aku dengar kakak menghajar Davi"
Raga mendengus kesal "Apa yang terjadi? Kamu mau cerita?"
Johana menceritakan semua yang terjadi tadi malam. Raga mendengarkan dengan baik semua yang dikatakan Jo. Kepalan tangannya terkepal sempurna karena emosi mendengar cerita Jo. Jo yang akhirnya tidak tahan, menangis tersedu-sedu saat menceritakannya. Raga langsung memeluk Jo, membiarkan wanita itu menangis dibahunya sampai puas melepaskan semua beban yang selama ini coba wanita itu tahan. Davi yang tidak tenang untuk bekerja, memutuskan untuk pulang kerumah saja. Saat akan melihat keadaan Johana, dilihatnya istrinya itu sedang menangis dipelukan laki-laki lain. Hatinya terasa sakit melihat itu, ingin marah namun dia sadar dia tidak berhak melakukan itu lagi. Jo berhak bahagia dengan orang yang mencintainya dengan tulus.
Siang itu Raga harus kembali ke kantor karena ada urusan pekerjaan yang tidak bisa ditunda. Raga sudah mencarikan tempat tinggal untuk Johana tanpa sepengetahuan Davi. Namun kedatangan kedua orang tua Johana yang rupanya tahu anaknya sedang sakit mengacaukan segala rencana Jo untuk keluar dari rumah Davi. Sang ibu memutuskan untuk tinggal bersama Davi dan Jo selama satu minggu memastikan bahwa anak dan cucunya benar-benar sehat. Davi dan Jo pun terpaksa kembali sekamar, Jo tidak mau ibunya curiga. Walaupun Davi dan Jo sekamar tapi mereka tidak satu ranjang. Jo benar-benar jijik dengan Davi, dia selalu terbayang akan adegan yang diperlihatkan malam itu. Jadi dia menawarkan pilihan pada Davi, Davi yang tidur disofa atau dia saja yang tidur disofa. Jo pun menahan segala emosinya ketika bersama Davi didepan kedua orang tuanya. Donna sendiri diakui Davi sebagai sepupunya didepan orang tua Johana, dan Donna sadar dia tidak berhak marah. Mama Davi yang juga sudah melihat keadaan Jo, mau tidak mau ikut bersandiwara dengan berkata kalau Donna adalah keponakannya. Kalau bukan karena permintaan Johana, sudah Ana jambak lagi rambut menantu yang tidak diinginkannya itu.
Kejadian itu sudah berlangsung dua bulan yang lalu, perut Jo sudah mulai terlihat buncit karena kehamilannya sudah berusia tiga belas minggu. Johana tidak bisa keluar dari rumah Davi karena sang ibu semenjak Jo pingsan karena kelelahan kemarin, setiap tiga hari sekali pasti mengunjungi kediamannya karena khawatir akan kesehatannya. Hubungan Davi dan Jo sendiri bertambah buruk. Mereka tidak saling berbicara sedikitpun hanya didepan orang tua Jo mereka akan terlihat baik-baik saja.
"Kamu besok minggu ada acara?" Tanya Raga saat mereka berdua didalam mobil untuk mengantarkan Jo ke rumahnya. Raga selama dua bulan ini, selalu menjaga Johana. Jo sudah menolaknya karena merasa merepotkan, tapi Raga mengancam dia akan gantung diri di pohon toge kalau Jo tidak mengizinkannya. Jo tertawa-tawa karena ancaman Raga waktu itu. Raga rutin mengantar jemput Johana, mengantarkannya cek kehamilan dan memenuhi segala keinginan Johana. Jo terpaksa menuruti semua yang dilakukan pria keras kepala tersebut. Percuma menolak yang dilakukan Raga. Sementara Davi tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa diam menerima semua kebencian Jo dan mencoba membiarkan Jo bahagia. Hubungannya dengan Donna entah mengapa terasa hambar, tapi dengan bodohnya Davi menyakini kalau dia masih sangat mencintai Donna, tanpa sadar kalau hatinya sudah berpindah. Davi tidak tau kalau nanti dia akan menyesalkan semua yang terjadi saat ini.
"Kenapa emangnya? Tanya Jo kembali
"Aku dapat undangan nikahan dari teman SMA. Temenin kondangan yuk" ajak Raga.
Jo berpikir sebentar lalu mengiyakan ajakan Raga, hitung-hitung balas budi karena Raga yang sangat baik padanya. Lagian dia jadi bisa keluar dari rumah Davi sejenak, yang dianggapnya neraka kecil dihidupnya. Jo merasa nyaman sekali dengan Raga, Jo yang anak tunggal seperti mendapatkan seorang kakak dalam hidupnya yang memanjakan dan melindungi adik kecilnya.
********
Sori kemaleman...ketiduran🤣🤣 Alurnya kecepatan gak part ini?? Mentokkk🤔🤔🤔 Besok mau update apa rehat dulu nih ya enaknya?
Ya..baca aja deh. Moga suka😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE (COMPLETE)
ChickLitJohana Adriana seorang istri yang setia kepada suami. Dia selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk suami namun apa yang dia dapat "PENGKHIANATAN". Tapi Johana bukan wanita lemah yang akan menangis meraung-raung mendapati sang suami berselingkuh. B...